Unknown's avatar

Awrad untuk Muharram

[Dikutip dari Al-Futuhat al-Haqqaniyyah oleh Mawlana Syekh ‘Adnan Kabbani (q)]

Doa Tahun Baru

Abdallah ibn Hisham meriwayatkan, “Ketika tahun baru atau bulan baru tiba, para Sahabat Nabi (saw) akan membaca doa ini:

اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ وَرِضْوَانٍ مِنَ الرَّحْمَـٰنِ وَجَوَازٍ مِنَ الشَّيْطَانِ

Allāhumma adkhilhu `alaynā bi ‘l-amni, wa ‘l-īmāni, wa ‘s-salāmati, wa ‘l-Islāmi, wa ridhwāni mina ‘r-rahmāni, wa jawāzin mina ‘sy-syaythān.

“Ya Allah, masukkanlah (bulan ini) kepada kami dengan penuh keamanan, keimanan, keselamatan, Islam, keridhaan dari Tuhan Yang Maha Pengasih, serta perlindungan dari godaan setan.” (Al-Mu’jam al-Awsath oleh ath-Thabarani)

Puasa di Bulan Muharram

Dianjurkan untuk berpuasa pada hari-hari berikut di bulan Muharram:

1 Muharram – Tahun Baru Islam
9 Muharram – Hari sebelum Asyura
10 Muharram – Hari Asyura
11 Muharram – Hari setelah Asyura
Tiga hari berturut-turut – Kamis, Jumat, dan Sabtu.

Diriwayatkan dari Ibn al-‘Abbās (raḍiyallāhu ‘anhu) bahwa Nabi (ṣallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda, “Barang siapa yang berpuasa pada hari terakhir bulan Dzulhijjah dan hari pertama bulan Muharam, ia telah menyempurnakan puasa yang setara dengan setahun penuh pada tahun sebelumnya, dan Allah memberinya pengampunan dosa selama 50 tahun.”

Diriwayatkan dari Anas (ra) bahwa Nabi (ṣaw) bersabda, “Barang siapa yang berpuasa pada hari Jumat pertama bulan Muharam, Allah akan mengampuni dosa-dosa sebelumnya. Dan barang siapa yang berpuasa tiga hari pertama di bulan Muharam—Kamis, Jumat, dan Sabtu—Allah akan menuliskan baginya pahala ibadah dan doa selama sembilan ratus (900) tahun.”

Diriwayatkan dari ‘Ā’isyah Umm al-Mu’minīn (ra) bahwa Nabi (ṣaw) bersabda, “Barang siapa yang berpuasa pada sepuluh hari pertama hingga hari ‘Āsyūrā’, ia akan dikaruniai Surga Firdaus.”

Puasa pada hari ‘Āsyūrā’ adalah Sunnah Mu’akkadah (sangat dianjurkan). Ketika Nabi (ṣaw) melihat kaum Yahudi di Madinah berpuasa pada hari itu, beliau bertanya alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab bahwa hari tersebut adalah hari ketika Nabi Musa (‘alayhis-salām) memimpin Banī Isrā’īl keluar dari kejaran Fir‘aun. Nabi (ṣaw) bersabda, “Aku lebih berhak terhadap Musa (‘as) daripada kalian.” Maka beliau pun berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umat Islam untuk memperingatinya. Ini adalah versi yang lebih panjang dari riwayat ‘Ā’isyah (ra).

Nabi (ṣaw) juga bersabda, “Barang siapa yang berpuasa pada hari ‘Āsyūrā’ (10 Muharam), Allah akan menuliskan baginya seribu (1000) hajat, umur seribu tahun, pahala seribu syuhadā’, ganjaran seperti yang diberikan kepada Nabi Ismā‘īl (‘as), tujuh puluh (70) istana di surga, dan menjadikan tubuhnya haram dari api neraka.”

Dalam hadis lain, Nabi (ṣaw) bersabda, “Barang siapa yang berpuasa pada hari ‘Āsyūrā’, ia akan diberi ganjaran seperti seribu malaikat. Dan barang siapa yang membaca ‘Qul Huwa Allāhu Aḥad’ seribu (1000) kali pada hari itu, Allah akan memandangnya dengan Pandangan Rahmat-Nya dan menuliskannya sebagai bagian dari golongan ash-Shiddīqīn (orang-orang yang jujur dan benar).”

Dalam hadis lain, Nabi (saw) bersabda, “Bedakan diri kalian dengan Yahudi dengan berpuasa sebelum hari `Asyura atau satu hari setelahnya.”

Amalan Perpisahan dengan Tahun Sebelumnya dan Penyambutan Tahun Baru

Pada hari terakhir bulan Dzulhijjah (bulan ke-12 Hijriah), yaitu sehari sebelum tanggal 1 Muharram, dianjurkan untuk melakukan amalan-amalan berikut:

Setelah shalat Ashar (sebelum Maghrib):

  1. Melakukan mandi besar (Ghusl)
  2. Memakai pakaian terbaik
  3. Berwudhu
  4. Shalat 2 rakaat Shalat Tahiyyatul Wudhu (shalat sunnah dua rakaat setelah berwudhu)
  5. Berniat agar Allah mempertemukan kita secara spiritual dengan Sayyidina Muhammad, Imam Mahdi (‘alayhis-salām), dan para Masyayikh kita, serta membaca:

    نُوَيْتُ الْأَرْبَعِينَ، نُوَيْتُ الْاعتكاف، نويت الحلوة، نويت العزلة، نُويْتُ الرياضة، نُوَيْتُ السُّلُوك والصِيَامُ لِله تَعَالَي الْعَظِيمُ فِي هَذَا الْمَسْجِدُ (فِي هَذَا الْجَامِعُ)

    Nawaytul Arba‘īn, nawaytul i‘tikāf, nawaytul khalwah, nawaytul ‘uzlah, nawaytur riyāḍah, nawaytus sulūk wa ṣiyām, lillāhi ta‘ālā al-‘aẓīm fī hādzā ’l-masjid (atau: fī hādzā ’l-jāmi‘)

    Artinya:
    Aku berniat untuk (beramal) empat puluh hari, aku berniat i‘tikaf, aku berniat khalwah (menyendiri), aku berniat ‘uzlah (mengasingkan diri), aku berniat riyāḍah (mendisiplinkan diri), aku berniat sulūk (menempuh jalan Allah), dan aku berniat puasa, karena Allah Ta‘ālā Yang Maha Agung, di masjid ini.
  6. Mengerjakan Shalat Tobat – 2 rakaat:
    a. Tata caranya sama seperti Shalat Tasbih, namun sebagai ganti bacaan tasbih, dibaca: “Astaghfirullāh” (Aku mohon ampun kepada Allah)
    b. Shalat ini dilakukan untuk bertobat atas semua perbuatan kita sepanjang tahun sebelumnya.
  7. Membaca Astaghfirullāh sebanyak 100 kali
  8. Membaca Doa Akhir Tahun sebanyak 3 kali

أعُوذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ. بِسمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وصلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . اللهم مَا عَمِلَتْ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِي عَنْهُ فلَمْ أَتُوبُ مِنْهُ، وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَنْسَهُ. وَحَلِمْتَ عَلَيَّ فِيهِ مَعَ قُدْرَتِكَ عَلى عُقُوبَتِي، وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جرَاتِي عَلَى مَشِيئَتِكَ. فَإِنِّي اسْتَغْفِرُكَ مِنْهُ، فَاغْفِرْ لِي بِفَضْلِكَ وَمَا عَمِلْتُهُ فِيهَا مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاهُ، وَوَعَدَتْنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ. وَ أَسْأَلُك اللهم يا كريم يا ذا الجلال والإكرام. أنت تقبله مني، وَلَا تَقْطَعَ رَجَائِي مِنْكَ يَا كَرِيمُ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ .

A‘ūdzu billāhi mina ’sh-shayṭāni ’r-rajīm, Bismi ’llāhi ’r-Raḥmāni ’r-Raḥīm
Wa ṣallā ’llāhu ‘alā Sayyidinā Muḥammadin wa ‘alā ālihi wa ṣaḥbihi wa sallam.
Allāhumma mā ‘amiltu fī hādhihi ’s-sanati mimmā nahaytanī ‘anhu fa lam atub minhu, wa lam tarḍahū wa lam tansahū.
Wa ḥalimta ‘alayya fīhi ma‘a qudratika ‘alā ‘uqūbatī,
wa da‘awtani ilā ’t-tawbati ba‘da jarā’atī ‘alā masyi’atik.
Fa innī astaghfiruka minhu, faghfir lī bi-faḍlik.
Wa mā ‘amiltu fīhā min ‘amalin tarḍāhū, wa wa‘adtanī ‘alayhi ’th-thawāb.
Wa as’aluka, Allāhumma yā Karīm, yā Dhā ’l-Jalāli wa ’l-Ikrām, anta taqbalahū minnī,
wa lā taqṭa‘a rajā’ī minka yā Karīm.
Wa ṣallā ’llāhu ‘alā Sayyidinā Muḥammadin wa ‘alā ālihi wa ṣaḥbihi wa sallam.

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Ya Allah, apa pun yang telah aku perbuat dalam tahun ini dari hal-hal yang Engkau larang dan aku belum bertobat darinya,
dan yang Engkau tidak ridhai dan tidak pula Engkau lupakan,
sedangkan Engkau telah bersabar terhadapku padahal Engkau mampu menghukumku,
dan Engkau telah mengajakku untuk bertobat setelah keberanianku melanggar kehendak-Mu.
Maka aku memohon ampun kepada-Mu darinya, maka ampunilah aku dengan karunia-Mu.

Dan apa pun yang telah aku lakukan di tahun ini dari amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan ganjaran untuknya,
maka aku memohon kepada-Mu, wahai Allah Yang Maha Mulia, wahai Pemilik Keagungan dan Kemuliaan, agar Engkau menerimanya dariku,
dan janganlah Engkau putuskan harapanku dari-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah.
Dan semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya.

Setelah shalat Maghrib:

  1. Shalat Tasbih – 4 rakaat
  2. Membaca Surah al-Ikhlash – 100 kali
  3. Membaca shalawat – 100 kali
  4. Membaca Doa Awal Tahun Hijriyah – 3 kali

Dikatakan bahwa barang siapa yang membaca doa ini sebanyak 3 kali, maka Allah akan mengutus dua malaikat untuk menyertainya, melindunginya dari fitnah setan di tahun yang akan datang.

أعُوذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ. بِسمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَشْرَفِ الْمُرْسَلِينَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِي الْقَدِيمُ الأول. وَعَلَى فَضلِكَ الْعَظِيمِ وُجُودِكَ الْمُعَوَّلُ. وَهَذَا عَامٌ جَدِيدٌ قَدْ أَقْبَلَ عَلَيْنَا ، نَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ وَجُنُودِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ.

والْاسْتِغالَ بِمَا يُقَرِّبُنِي إِلَيْكَ زُلفى يا ذا الجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

وصلي الله عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .

A‘ūdzu billāhi mina ’sy-syayṭāni ’r-rajīm. Bismi ’llāhi ’r-Raḥmāni ’r-Raḥīm.
Al-ḥamdu lillāhi Rabbil-‘ālamīn. Waṣ-ṣalātu was-salāmu ‘alā Sayyidinā Muḥammadin asyrafi ’l-mursalīn, wa ‘alā ālihi wa ṣaḥbihi ajma‘īn.
Allāhumma anta ’l-abadiyyu ’l-qadīmu ’l-awwalu, wa ‘alā faḍlika ’l-‘aẓīm wujūdika ’l-mu‘awwal.
Wa hādzā ‘āmun jadīdun qad aqbala ‘alaynā, nas’aluka ’l-‘iṣmata fīhi mina ’sy-syayṭāni wa awliyā’ihi wa junūdihi, wa ’l-‘awna ‘alā hādzihi ’n-nafsi ’l-ammārati bis-sū’.
Wa ’l-isytighāla bimā yuqarribunī ilayka zulfan, yā Dzā ’l-Jalāli wa ’l-Ikrām, yā Arḥama ’r-Rāḥimīn.
Wa ṣallallāhu ‘alā Sayyidinā Muḥammad wa ‘alā ālihi wa ṣaḥbihi wa sallam. Wal-ḥamdu lillāhi Rabbil-‘ālamīn.


Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, sebaik-baik utusan, dan kepada keluarga serta seluruh sahabat beliau.
Ya Allah, Engkau adalah Yang Abadi, Yang Dahulu, dan Yang Pertama. Kepada karunia-Mu yang agung dan kemurahan-Mu kami bersandar.
Kini tahun baru telah datang kepada kami. Kami memohon kepada-Mu perlindungan dari setan, para pengikutnya, dan tentaranya. Dan juga pertolongan untuk melawan nafsu ammarah (yang memerintahkan kepada keburukan) dalam diri kami.
Kami juga memohon agar kami disibukkan dengan hal-hal yang dapat mendekatkan kami kepada-Mu dengan kedekatan yang istimewa, wahai Dzat Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.
Dan semoga Allah mencurahkan shalawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, kepada keluarganya dan para sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.

Amalan Hari Asyura

Barang siapa yang melakukan shalat sebanyak empat rakaat pada hari Āsyurā’, dengan membaca Surat Qul Huwa Allāhu Aḥad sebanyak sebelas kali setelah al-Fātiḥah pada setiap rakaatnya, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya selama lima puluh tahun dan akan membangunkan baginya sebuah mimbar dari cahaya. Barang siapa yang melakukan mandi sunnah (ghusl) pada hari Āsyurā’, ia tidak akan menderita penyakit sepanjang tahun tersebut, kecuali penyakit yang menyebabkan kematian. Barang siapa yang memakai celak (kuḥl) di matanya pada hari `Āsyurā’, maka ia tidak akan mengalami sakit pada tahun tersebut.

Doa Asyura

Bacalah 70x
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Ḥasbunā Allāhu wa ni‘ma al-Wakīl, ni‘ma al-Mawlā wa ni‘ma an-Naṣīr
“Cukuplah Allah bagi kami, dan Dia sebaik-baik Pelindung. Sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (Surat Āli ‘Imrān, 3:173)

lalu dibaca 7x doa berikut:
سُبْحَانَ اللَّهِ مِنَ الْمِيزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِينَةِ الْعَرْشِ،
لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنَ اللَّهِ إِلَّا إِلَيْهِ،
سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْعَرْشِ، وَعَدَدَ كَلِمَاتِ رَبِّنَا التَّامَّاتِ كُلِّهَا،
أَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ،
وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ،
وَهُوَ حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ،
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.

Subḥānallāhi mina al-mīzān wa muntahā al-‘ilm wa mablagha ar-riḍā wa zinata al-‘arsh,
lā malja’a wa lā manjā mina Allāhi illā ilayh,
Subḥānallāhi ‘adada as-shaf‘i wa al-‘arsh wa ‘adada kalimāti rabbinā at-tāmmāti kullihā.
As’aluka as-salāmata bi-raḥmatika yā Arḥama ar-Rāḥimīn,
wa lā ḥawla wa lā quwwata illā billāhi al-‘Aliyyi al-‘Aẓīm,
wa huwa ḥasbīya Allāhu wa ni‘ma al-Wakīl, ni‘ma al-Mawlā wa ni‘ma an-Naṣīr,
wa ṣallallāhu ‘alā sayyidinā Muḥammad wa ‘alā ālihi wa ṣaḥbihi ajma‘īn.


Mahasuci Allah, sebesar timbangan amal, hingga batas ilmu, sejauh keridhaan, dan seindah hiasan ‘Arsy.
Tiada tempat berlindung dan tiada keselamatan dari Allah kecuali kepada-Nya.
Mahasuci Allah sebanyak bilangan bilangan genap dan bilangan ‘Arsy, serta sebanyak seluruh kata-kata sempurna dari Rabb kami.
Aku memohon keselamatan kepada-Mu dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.
Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Dan cukuplah Allah bagiku, Dia sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik Penolong.
Semoga Allah mencurahkan shalawat kepada junjungan kami Nabi Muḥammad, serta kepada keluarga dan seluruh sahabat beliau.


Tawassul Syuhada Karbala
Sekitar satu jam sebelum adzan Maghrib, memasuki hari ‘Āsyurā’ (10 Muharram), duduklah menghadap kiblat dan mulai menyempurnakan adab harian. Setelah itu, dilanjutkan dengan tawassul kepada Sayyidunā al-Ḥusayn dan para syuhadā’ Karbalā’, karena pada hari tersebut telah syahid Sayyidu Syabābi Ahlil Jannah (Penghulu Para Pemuda Surga), Imām dan Mawlā kita, cucu dari Sayyidul Ālamayn, Sayyidī Abī ‘Abdillāh al-Ḥusayn, beserta mereka yang menyertai beliau dari kalangan sahabat maupun tābi‘īn, raḍiyallāhu ‘anhum ajma‘īn.

Setelah berbuka puasa, hadiahkan berkah dan pahala puasa serta awrad harian kalian kepada Nabi (ṣallallāhu ‘alayhi wa sallam), sebagai bentuk persiapan untuk samudra-samudra rahasia yang akan dibukakan pada tanggal 14 Muharram.

Muharam juga merupakan bulan yang sangat penting bagi Tarekat Naqsybandi.  Junjungan dan Imam Tarekat kita Syah Naqsyband (qaddasa ‘l-Laahu sirrah) dilahirkan pada tanggal 14 Muharam, sehingga tanggal ini menjadi penting dan para pengikut tarekat merayakan malam yang suci ini dengan Khatm dan Zikir, dan membaca Mawlid an-Nabi (shall Allāhu `alayhi wa-sallam) dan mendedikasikannya kepada Mawlana Syah Naqsyband (q), dan juga membaca kutipan-kutipan dari riwayat hidupnya.

Merupakan tradisi Mawlana Sultan al-Awliya’ Syekh Abdullah ad-Daghistani (q) untuk mengorbankan 2 ekor domba pada hari Asyura dan mendistribusikan dagingnya kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan, khususnya dari para pengikut tarekat.  Beliau juga melakukan hal ini pada hari kelahiran Syah Naqsyband (q).

Leave a comment