Unknown's avatar

Waspadalah terhadap Fitnah

A`ūdzubillāhi mina ‘sy-syaythāni ‘r-rajīm
Bismillāhi ‘r-Raḥmāni ‘r-Raḥīm

Adapun fitnah-fitnah yang terjadi di negeri kita, Allah (swt) telah memperingatkan para hamba-Nya darinya dan dari siapa pun yang membuka pintu fitnah tersebut, sebagaimana firman-Nya, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan (al-Baqarah, 2:191). Begitu pula Nabi kita (saw) memperingatkan akan bahaya fitnah, sabdanya, “Fitnah itu sedang tidur, semoga Allah melaknat siapa yang membangunkannya.” Dan Nabi (saw) juga telah menjelaskan kepada kita tahapan-tahapan yang akan terjadi dalam Islam setelah beliau hingga hari kiamat, seraya bersabda: ‘Akan ada setelahku para khalifah, lalu setelah para khalifah akan datang para amir (penguasa), dan setelah amir ada raja, dan setelah raja ada tiran. Kemudian akan keluar seorang laki-laki dari keluargaku, yang akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kebenaran, sebagaimana sebelumnya telah dipenuhi dengan kezaliman dan pelanggaran!”

Ini adalah isyarat bahwa jika kalian berada pada masa para penguasa tiran, maka janganlah kalian bergerak (melawan). Bersabarlah saja. Karena Allah telah berjanji—dan janji-Nya adalah benar. Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; Dia sungguh akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridai; dan Dia sungguh akan mengubah (keadaan) mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. (an-Nūr, 24: 55). Sekalipun mayoritas manusia adalah orang-orang kafir, hal itu tidak perlu membuat kalian cemas. Allah akan menjadikan kalian sebagai khalifah (pengganti di muka bumi). Tetapi jika kalian bergerak (melawan) sebelum waktunya, maka gerakan kalian itu adalah fitnah, dan fitnah itu lebih dahsyat daripada pembunuhan, serta Allah melaknat siapa saja yang membangkitkannya.”

Tuhan kita telah memberi kabar gembira kepada kita, tetapi kita mengingkari nikmat-Nya dan menjadi kufur karena tidak mendengarkan kabar gembira itu. Kita pun menjadi orang-orang fasik. Oleh karena itu, kita tidak punya hak untuk bergerak melawan pemerintahan sama sekali, sampai Allah sendiri menggantikan kaum itu. Ini berarti bahwa Allah sedang mendukung pemerintahan tersebut. Ketika Dia ingin mengganti mereka, maka Dia tidak lagi mendukung mereka. Di sana ada hikmah. Dan kamu ingin menolak mereka (dengan kekuatan)? Kamu tidak akan mampu—dan jika kamu memaksakan diri, itu akan menjadi fitnah.

Kemudian Allah telah menjelaskan melalui lisan Rasul-Nya, “Hindarilah tempat-tempat yang menimbulkan tuduhan.” Maksudnya, janganlah kamu menempatkan dirimu di posisi yang menimbulkan kecurigaan. Kaum Ikhwanul Muslimin telah menempatkan diri mereka dalam posisi yang mencurigakan, dan ini adalah kesalahan besar. Karena jatuhnya mereka ke dalam posisi itu, maka celaan pun datang kepada mereka—apakah mereka berbuat atau tidak berbuat.

Sebagai contoh, seorang lelaki melewati kedai khamar (tempat minuman keras) dengan membawa botol kosong, lalu keluar dengan botol yang penuh. Jika dia berkata, “Aku membeli cuka,” siapa yang akan mendengarkannya dan membenarkannya? Maknanya, janganlah engkau melewati tempat-tempat yang menimbulkan tuduhan. Rasulullah (saw) tidak meninggalkan satu hal pun kecuali beliau telah memperingatkan darinya. Maka siapa yang tidak mendengarkan peringatan itu lalu tertimpa sesuatu, janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.

Wa min Allāh at-tawfīq, bi ḥurmatil ḥabīb, bi ḥurmatil Fātiḥah.

Dikutip dari Shuhbah Mawlana Shaykh Nazim al-Haqqani (q) dalam buku Anwarul Hidayah (vol.1, shuhbah No.80)

Leave a comment