Mawlana Shaykh Nour Kabbani
Zawiyah Fenton, 22 Juni 2025
Shuhbah bakda Subuh
A`ūdzubillāhi mina ‘sy-syaythāni ‘r-rajīm
Bismillāhi ‘r-rahmāni ‘rahīm
Lā ḥawla wa lā quwwata illā billāhil-‘Aẓīm
Destūr yā Sayyidi al-Quthbul Mutasharrif
Madad yā Suthānul Awliyā’
Destūr yā Sayyidi wa mawlay
Yā Sayyidi Syekh Nazim, madad yā Rijālallāh
Assalamu`alaykum warahmatullāhi ta`āla wabarakātuh,
Beberapa kata insyaAllah. Beberapa kata untuk pengunjung. Kalau tidak, saya tidak datang untuk shalat Subuh di sini. Tidak ada warga setempat. Tujuh puluh – delapan puluh persen jemaah yang hadir berasal dari luar kota, luar negeri. Kita punya Dallas, India, Kentucky, Dallas lagi, Missouri, Maine. MasyaAllah, Amerika Serikat ada di sini, perwakilan dari setiap negara bagian. Bukan di kongres, di dzikrullah, di majelis dzikrullah.
Semoga Allah (swt) mengizinkan negara bagian kalian untuk menjadi makmur; menjadikan sisi batin kalian juga makmur; dan sisi luar kalian untuk makmur. Semoga Allah (swt) mengizinkan akal kalian untuk tumbuh, hati kalian untuk tumbuh dengan Nuur. Nuur dari mahabbah Rasulullah ﷺ dan mahabbah awliya Allah. Alhamdulillah.
Kita mempunyai orang-orang yang datang, itulah sebabnya kita melakukan shalat Subuh bersama mereka. Itu juga merupakan berkah bagi kami. MasyaAllah, Salma lari dari apartemennya. Kalian tahu Salma, Salma kita? Dia dari Dallas. Mereka pindah ke sini beberapa tahun yang lalu. Ibunya memberitahu saya bahwa ketika dia memberitahu Salma bahwa pukul 2 pagi kita akan pergi shalat Subuh, dia melompat dari tempat tidurnya. Dia berusia 15, 16 tahun.
Dia duduk di belakang, menikmati– di mana para Syuyukh kita? Di mana itu para tetua, murid-murid senior? Murid senior apa? Satu hari seminggu mereka tidak bisa datang. Itu sayang sekali. Itu sayang sekali. Anak-anak sedang tidur, istrinya sedang tidur, atau suaminya, apa pun itu. Apa alasannya?
Lihat, orang-orang datang dari Kentucky. Louisville, Kentucky. Mereka mengemudi. Berapa jam? Sepuluh jam, menurut saya. Enam? Oh, itu dekat. Kami harus datang kepada kalian. Saya dengar ada gua di bawah sana, Kentucky. Apa itu? Mammoth cave? 400 mil di bawah tanah. Kau harus memeriksanya Ali. Lain kali trukmu melaju ke sana, pergi ke Mammoth cave. Semoga Allah (swt) menerima kunjungan kalian.
Rasulullah (saw). Guru kita adalah Rasulullah (saw). Jangan lupa itu. Semua orang telah mengambil darinya. Anbiya, Awliya. Dari yang besar hingga yang kecil. Tidak masalah. Semua orang telah mengambil dari ilmunya Rasulullah (saw). Semua orang telah mengambil dari samudra Rasulullah (saw). Seperti yang dikatakan Sayyidina Imam al-Busayri, beberapa dari mereka mengambil sedikit dan beberapa dari mereka mengambil sebanyak yang bisa mereka bawa.
Apa yang beliau (saw) katakan? Ada tiga kafarat, tiga hal yang kalian lakukan, bahwa mereka akan… Ada kata dalam bahasa Inggris yang bagus, tapi apa pun itu, saya tidak ingin mengatakan sesuatu yang salah, tapi pada dasarnya itu adalah sarana pengampunan. Ia menghapus semua dosa kalian, kesalahan apa pun yang telah kalian lakukan, kesalahan apa pun yang telah kita lakukan. Tiga hal itu menghapus semua dosa. Salah satunya adalah naqlul aqdām ilal jamā‘ah, untuk menggerakkan kaki kalian menuju jamaah.
Dia datang dari jauh, enam jam dengan mobil. Ayahmu mungkin datang 24 jam dengan pesawat. naqlul aqdām. Ketika kalian menggerakkan kaki kalian menuju jamaah, untuk shalat Subuh, katakanlah, untuk shalat isya, untuk datang ke masjid ini, ke masjid itu, untuk dzikir ini, untuk dzikr itu. Ini semua adalah sarana agar segala kesalahan diampuni. Tidak hanya itu, tetapi juga agar level kalian dinaikkan. Di mana mereka? Di tempat tidur, mengikuti secara online. Alhamdulillah, semoga Allah juga memberikan kepada kalian dari rahmat yang Dia berikan pada kita semua.
Ṭsalāts kaffārāt, Rasulullah (saw) bersabda, “Ada tiga yang mengampuni dosa-dosa.” Salah satu dari mereka adalah naqlul aqdām, untuk menggerakkan kaki kalian kepada jama’ah, ke masjid, ke dzikir, mushalla, ke mana pun kalian pergi.
Yang kedua adalah baghlu al-wudū’, mengambil wudhu dengan benar, sempurna, sebaik-baiknya. Apakah kalian melakukan wudhu yang baik hari ini? Ambillah wudhu dengan benar. Itu juga merupakan sarana agar semua kesalahan, semua dosa dimaafkan. Dan ketiga, menunggu dari shalat ke shalat, Intizhāruṣ-ṣalāti ba‘daṣ-ṣalāh. Lihat, Rasulullah (saw) membuka pintu untuk kalian.
Wahai manusia, kita semua membuat kesalahan. Kita melakukan yang terbaik untuk tahu apa yang harus dilakukan, bukan? Semua orang berkonsentrasi, “Oke, apa yang harus aku lakukan sekarang?” Mereka membawa semua pengetahuan mereka, semua peristiwa dan keadaan, dan mereka katakanlah, “Kami ingin melakukan ini.” Oke, jika kalian melakukan sesuatu yang benar, alhamdulillah. Tapi jika kalian melakukan sesuatu yang salah, jika kalian berbuat salah, Rasulullah (saw) membuka pintu itu.
Tiga hal jika kalian melakukannya, mereka mengampuni kesalahan, mengampuni dosa-dosa, karena Allah memaafkan. Salah satunya adalah naqlul aqdām ilal jamā‘ah. Jadi seminggu sekali datang, gerakkan kaki kalian menuju jamaah. Menunggu dari shalat ke shalat berikutnya. Dari Subuh, kalian melakukan shalat Subuh, sekarang kalian menunggu Zhuhur. Dari Zhuhur kalian menunggu Ashar. Dari Ashar kalian menunggu Maghrib. Allah (swt) adalah mengampuni semua yang telah kalian lakukan dengan sengaja atau tidak sengaja; tetapi jangan melakukan apa pun dengan sengaja. Jangan menentang Allah (swt), terutama ketika kalian tahu bahwa Dia melihat kalian. Tapi kita melakukannya. Astaghfirullah al-‘Azhim wa atubu ilayh. Apa yang bisa kalian lakukan?
Jadi, menunggu shalat berikutnya, mengambil wudhu dengan sempurna, dengan benar, dan bergerak, berjalan menuju masjid. Mereka adalah sarana pengampunan yang akan dilakukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan beliau (saw) bersabda, Ṭsalāts muhlikāt, tiga hal akan menghancurkanmu. Ini adalah satu hadits. Jadi, tiga hal yang menghancurkanmu, tiga hal yang menyelamatkanmu, tiga itu adalah sarana untuk pengampunan, dan yang terakhir, tiga derajat yang mengangkatmu ke tingkat lebih tinggi.
Jadi apa yang menghancurkan kalian? syuhḥun muṭā‘ (شُحٌّ مُطَاعٌ), yakni sifat kikir atau tamak. Istilah lainnya, mencubit sen atau menggenggam erat-erat. Itu akan menghancurkan kalian. syuhḥun muṭā‘, artinya ada seseorang yang meminta kalian untuk membelanjakan di jalan Allah tetapi kalian mengatakan tidak.
“Bisakah kau memberi sepuluh dolar sebulan?” “Tidak, aku tidak bisa.” “Bagaimana kalau dua puluh lima dolar sebulan untuk mendukung masjid?” “Aku tidak bisa.” “Bagaimana kalau lima dolar sebulan?” “Aku tidak bisa.” Mereka bahkan tidak bisa memberi satu dolar sebulan. Mereka datang ke masjid, mereka menikmatinya, tetapi mendukung masjid? Itu adalah haram. Itu adalah muhlikāt. Rasulullah (saw) bersabda, “Itu akan menghancurkanmu.” Itu yang akan membinasakanmu. Binasa, kata mereka, kamu akan binasa, tahluqa, mempunyai akhir yang buruk.
Masya Allah. Mereka berjanji, “Ya, kami akan memberikan $25, kami akan mendukung masjid.” Tetapi ketika waktunya tiba, “Ah maaf, kami tidak memilikinya. Kami tidak memilikinya.” Lalu mereka membeli sepatu seharga 50 dolar, 100 dolar. Mereka pergi menonton Max… siapa namanya? Max Amini? Mereka pergi menonton stand-up comedian lainnya dan menghabiskan $100 untuk sebuah tiket, membelanjakan $50 lagi untuk makanan dan apa pun yang mereka habiskan di sana untuk minum coca cola dan sprite, karena mereka tidak boleh minum yang lainnya. Mereka punya uang untuk dibelanjakan untuk hal-hal seperti itu.
Itu adalah syuhḥun muṭā‘. Simpan uangmu. muṭā‘, artinya ego kalian mengatakan, “Tidak, simpan uangmu untuk kesenanganmu sendiri.” Bagaimana kalian bisa membelanjakannya di tempat lain? Itu akan menghancurkan kalian. Pada akhirnya, itu akan menghancurkan kalian.
Wa hawā muttaba‘ (وَهًى مُتَّبَعٌ) dan hawa nafsu yang diikuti. Jadi, mereka mengikuti hawa nafsu mereka. Itu akan menghancurkan pria atau wanita itu. Mereka akan menjadi pelit, dan itu akan menghancurkan orang itu.
Dan yang lainnya: wa i‘jābu al-mar’i binafsih (وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ) yakni mengagumi dirimu sendiri. Melihat dirimu sendiri hebat, melihat dirimu sendiri tampan, melihat dirimu cantik, melihat dirimu sendiri kuat. Mengagumi dirimu sendiri. Itu juga tidak diperbolehkan dalam Islam.
Mereka mengatakan, “Apa itu thariqah? Apa itu thariqah?” Thariqah itu adalah ini! Para salafi ini, mereka datang menentang thariqah. Mengapa kalian menentang thariqah? Thariqah mengajari kalian: belanjakan (hartamu), jangan menjadi orang yang pelit. Thariqah mengajari kalian: jangan mengikuti hawa nafsumu. Jangan mengikuti hawa nafsu yang akan menghancurkan keluargamu. Kalian merusak dirimu sendiri. Thariqah mengajarimu: jangan mengagumi dirimu sendiri, jadilah orang yang rendah hati. Jangan menjadi orang yang sombong, jangan menjadi orang yang angkuh.
Mereka menentang thariqah. Mereka berkata, “Apa itu thariqah? Apa itu thariqah?” Thariqah ini adalah untuk itu. Untuk mengetahui apa itu syuhḥun muṭā‘, apa itu sifat pelit yang dipatuhi, wa hawā muttaba‘, apa itu nafsu yang diikuti, dan apa itu mengagumi diri sendiri, untuk melihat diri sendiri sebagai yang terhebat yang pernah diciptakan. Tahukah kalian bahwa beberapa orang, mereka pikir bahwa mereka adalah yang terbaik di luar sana?
Thariqah mengajari kalian merendahkan diri. Ya, kalian mungkin hebat. Alhamdulillah, orang-orang mengatakan, mereka melihat kalian, tetapi kalian– dalam diri kalian sendiri berkata, “Yaa Rabbi, aku minta maaf. Ini adalah rahmat-Mu. Ini adalah hibah dari-Mu, ini adalah nikmat dari-Mu. Dan tentu saja ada orang yang lebih tinggi dariku.”
Apa yang dikatakan Sayyidina Sulaiman (as) dan Dawud (as)?
Sayyidina Sulaiman (as) diberi kerajaan di bumi, seluruhnya. Dan beliau diberi begitu banyak hal yang tidak bisa didapatkan oleh orang-orang lainnya. Apa yang beliau katakan? wa qālā al-ḥamdu lillāhi dalam Surah Shād, kalau tidak salah. Mereka berkata, “Ya Rabbi, terima kasih. Alhamdulillah,” terima kasih dan pujian kepada Allah subhanahu wa ta’ala, alladzī faḍḍalanā, bahwa Dia melebihkan kami dari banyak hamba-hamba-Nya yang Mukmin.
Jadi itu adalah preferensi dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah lebih memilih kalian menjadi orang yang hebat. Itu bukan karena kalian. Kalian mengatakan, “Ya Rabbi, terima kasih,” seperti yang dikatakan Sayyidina Sulaiman (as) dan Sayyidina Dawud (as). Para Anbiya, mereka adalah guru. Mereka mengajarkan kemanusiaan. Jika Allah subhanahu wa ta’ala lebih memilih memberikan kalian dengan sesuatu, kalian harus mengatakan, “Ya Rabbi, terima kasih. Engkau lebih memilihku daripada orang itu. Engkau lebih memilihku daripada orang ini.” Itu adalah dari-Mu. Terima kasih.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ
al-ḥamdu lillāhi alladzī faḍḍalanā ‘alā katsīrin min ‘ibādihil-mu’minīn.
Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari banyak hamba-Nya yang beriman. (QS an-Naml, 27:15)
Yaa Rabbi, terima kasih. Engkau telah melebihkan kami dalam banyak hal daripada hamba-hamba-Mu yang baik. Dan mereka berkata, “Yaa Rabbi, izinkan kami untuk berterima kasih kepada-Mu.”
Sayyidina Sulaiman (as) berkata,
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ
rabbi awzi‘nī an asykura ni‘mataka
Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu (QS an-Naml, 27: 19)
“Yaa Rabbi izinkan aku mengucapkan terima kasih atas nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku, dan nikmat yang telah Engkau berikan kepada orang tuaku, dan bahwa aku melakukan sesuatu yang baik, bermanfaat, dan dengan rahmat-Mu, izinkan aku untuk menjadi hamba-Mu yang baik.”
Jadi thariqah itu mengajari kalian apa? Jangan menjadi orang yang pelit–satu. Jangan mengikuti hawa nafsu kalian–dua. Dan jangan menjadi orang yang membanggakan diri. Jadi ini akan menghancurkan kalian. Jadi kalian harus tahu. Yang akan menghancurkanmu adalah tiga hal — kita menghitungnya.
Yang akan akan menyelamatkan kalian juga ada tiga. Tiga hal akan menyelamatkan kalian, ṭsalāṯun munjiyāt. Tiga akan menyelamatkanmu. Rasulullah (saw) bersabda, “Al-‘adlu fī al-ghaḍabi wa al-riḍā,” untuk menjadi adil ketika kalian marah, dan adil ketika kalian senang, ketika kalian bahagia. Ketika kalian marah, kalian tidak boleh meninggalkan keadilan. Kalian boleh kejam dan tiran.
Jadi, keadilan ketika kalian marah, keadilan ketika kalian bahagia. Jika kalian adil — itu akan menyelamatkanmu. Itu akan menyelamatkan kalian dari banyak hal, masalah yang akan muncul setelahnya. Banyak orang bereaksi. Apakah kalian bereaksi, saat kalian marah? Oh, saya bereaksi, kalian bereaksi, semua orang bereaksi. Dan kemudian kalian berkata, “Oh, aku berharap aku tidak mengucapkan kata ini.” “Oh, aku berharap aku tidak melakukan tindakan ini.” “Oh, aku berharap, aku berharap….” Itu sudah berlalu. Kalian harus adil. Itu akan menyelamatkan kalian ketika kalian marah.
Rasulullah ﷺ mengajarkan al-‘adlu fī al-ghaḍabi wa al-riḍā: adil dalam kemarahan dan dalam kepuasan. wa al-qaṣdu fī al-faqri wa al-ghinā dan bersikap moderat ketika kalian miskin dan moderat ketika kalian kaya. Jangan pelit ketika kalian miskin. Kalian tidak memberikan apa pun kepada keluarga kalian, “Jangan belikan mereka makanan apa pun. Kita ini miskin, kita tidak mampu membelinya.” Kelaparan, kita tidak bisa melakukan itu. Dan jangan boros saat kalian kaya. Kalian harus moderat. Moderasi atau kesederhanaan, itu akan menyelamatkan kalian.
Wa khashyatu Allāh fī al-sirri wa al-‘alāniyah, dan untuk takut kepada Allah (swt) secara rahasia dan terbuka. Ketika kalian sendirian, tidak ada yang melihat kalian, kalian harus sadar, dan kalian harus takut kepada Allah (swt). Dan ketika kalian berada di tempat terbuka, kalian juga harus menyadari dan takut kepada Allah (swt), takut agar kalian tidak melakukan sesuatu yang salah. Ketiga hal ini akan menyelamatkan kalian.
Jika kalian melakukan sesuatu yang salah di tempat terbuka, kalian telah mempermalukan diri kalian sendiri. Berapa banyak orang yang mempermalukan diri mereka sendiri di depan umum? Mereka telah melakukan sesuatu yang salah, dan kalian melihat nama mereka di seluruh surat kabar, kalian melihat nama mereka di lidah orang-orang. Itu memalukan. Jadi ketika kalian berada di tempat terbuka, takutlah kepada Allah. Ketika kalian takut kepada Allah, kalian tidak melakukan sesuatu yang salah. Kalian menjaga kehormatan kalian. Ketika kalian sendirian, takutlah juga kepada Allah. Karena jika kalian tidak takut kepada Allah secara diam-diam, Allah akan menemukan kalian dan mengekspos kalian. Akan ada waktunya kalian diketahui, jika kalian tidak bertobat.
Itulah sebabnya kita datang untuk istighfar pada waktu Subuh. Kita datang untuk shalat dan meminta ampun kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Itulah sebabnya kita mengucapkan, “Astaghfirullāhal ‘azhīm wa atūbu ilayh. Dan inilah waktu al-asḥār, waktu sahur— ini adalah waktu terbaik untuk meminta pengampunan dari Allah subhanahu wa ta‘ala.
Jadi, tiga hal akan menghancurkan kalian — saya harap kalian ingat. Tiga akan menyelamatkan kalian. Tiga adalah sarana untuk pengampunan. Dan tiga akan meningkatkan derajat kalian.
Yang akan meningkatkan derajat kalian — seperti yang dikatakan Rasulullah ﷺ dalam satu hadits panjang itu — adalah: iṭ‘āmu al-ṭa‘ām, memberi makan orang. Jadi Dr. Asma, setiap Minggu pagi, ia memberi makan orang-orang. Maka itu akan meningkatkan derajatnya.
Sementara yang lain? “Tidak, kami datang hanya untuk makan. Biarkan orang lain yang menyiapkan.” “Itu adalah tempatmu.” “Apakah aku harus membawa makanan ke majelis? Aku tidak mau.” Jika kalian melakukannya, derajat kalian akan dinaikkan. Hadits Rasulullah ﷺ. Masalah kita adalah ketidaktahuan, al-jahl. Kita tidak mengerti, kita tidak membaca, kita tidak melihat, kita tidak mendengarnya. Kita hanya melakukan apa yang kita inginkan. Itulah sebabnya berbahaya untuk mengikuti hawa nafsu.
Rasulullah ﷺ bersabda, beliau memerintahkan: iṭ‘āmu al-ṭa‘ām, beri makan. Itu satu. Jadi Dr. Asma — MasyaAllah — derajatnya naik sekarang.
Wa ifsyā’u al-salām — menyebarkan salam, menyebarkan kedamaian. Ketika kalian menyebarkan kedamaian, derajat kalian naik di hadapan manusia. Derajat kalian naik di hadapan Allah subhanahu wa ta‘ala. Nabi umat Islam mengatakan, “Sebarkan kedamaian.” Apakah kalian pernah mendengarnya? Tidak! Mengapa? Karena kita melihat kaum Muslim, MasyaAllah…
Mereka mencoba menyebarkan perdamaian ke mana-mana. Ajaran-ajaran ilahi menyebarkan kedamaian — dengan lidah, menyebarkan perdamaian dengan tangan. Ketika kalian berjabat tangan, mengapa kalian berjabat tangan? Kalian sedang mengatakan kepada mereka, “Aku tidak punya senjata di tanganku. Aku tidak punya pisau, tidak ada pedang, tidak ada apa-apa. Aku membuka tanganku.” Itu adalah tanda damai.
Ifsyā’u al-salām — menyebarkan salam — adalah sesuatu yang akan meningkatkan derajat kalian, wahai Muslim. Dan yang ketiga: wa al-ṣalātu bi al-layl wa al-nāsu niyām — shalat malam saat manusia sedang tidur. Jadi, kabar gembira untuk kalian: derajat kalian akan ditinggikan setiap malam jika kalian terjaga dan shalat di malam hari. Ketika Adam (menunjuk seorang jemaah–penerj.) sedang tidur, kalian sedang berdoa. Derajat kalian naik. Derajatnya juga naik. Shalatlah!
Lihatlah Rasulullah ﷺ, guru yang sempurna. Di mana posisi kita dibandingkan dengan beliau? Tidak ditemukan di mana pun. Semoga Allah mengampuni kita.
Jadi, tiga hal akan menghancurkan kalian: sifat pelit, mengikuti hawa nafsu, dan kesombongan. Lihatlah orang yang sombong — siapa pun yang sombong, perlahan-lahan orang-orang akan menjauhinya karena mereka tidak menyukai orang yang seperti itu. Orang tidak suka kepada orang yang sombong. Orang lebih suka mereka yang rendah hati, yang ramah.
Jadi, pelit, hawa nafsu, dan kebanggaan — itu semua akan menghancurkan kalian.
Apa yang akan menyelamatkanmu? Al-munjiyāt — penyelamat: keadilan akan menyelamatkan kalian, kesederhanaan akan menyelamatkan kalian. Dan rasa takut kepada Allah akan menyelamatkan kalian.
Lalu, apa yang menjadi sarana pengampunan? Tiga hal: menunggu shalat berikutnya, berwudhu dengan sempurna, dan berjalan kaki menuju jamaah.
Dan tiga hal lagi yang akan meningkatkan derajat kalian: memberi makan orang, menyebarkan kedamaian, dan yang terakhir shalat malam saat semua orang tertidur.
Itu sudah cukup — dua belas hal.
Jika kalian bisa mengikuti dua belas hal ini, kalian telah masuk sepenuhnya ke dalam ṭharīqah. Itulah jalan batin. Itulah yang ditunjukkan Rasulullah ﷺ kepada kalian: sifat-sifat batin, keadaan batin manusia. Bukan sekadar keadaan luar, tetapi keadaan batin.
Jika kalian bisa memperbaiki itu, itulah ṭharīqat taṣfiyatun-nafs — jalan penyucian jiwa — untuk memurnikan keadaan batin kalian.
Semoga Allah (swt) mengizinkan kita untuk mengikuti arahannya 100%. Semoga Allah (swt) mengizinkan kita mengikuti sunnah beliau, lahir dan batin, 100%. Semoga Allah (swt) menjadikan kita bersama beliau dan bersama keluarga suci beliau, serta para sahabat beliau yang mulia, para awliya dan anbiya, dan orang-orang saleh — baik di dunia ini maupun di akhirat — semuanya berada di bawah panji mereka.
Berlindunglah di bawah panji Rasulullah ﷺ. Jangan lari menuju panji-panji lainnya, panji-panji selain beliau. Larilah menuju panji pesan ilahi, menuju panji sang utusan ilahi. Bi ḥurmati ‘l-ḥabīb (saw) wa bi sirri Sūrati ‘l-Fātiḥah