Unknown's avatar

Sibukkan Dirimu dengan Empat Perkara Ini

Mawlānā Syekh Nour Kabbani

Khotbah Jumat di Pondok Pesantren Terpadu Darussyifa Al Fithroh, Sukabumi
19 September 2025

الحمد لله، الحمد لله. الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله

Al-ḥamdu lillāh, al-ḥamdu lillāh. Al-ḥamdu lillāhillażī hadānā li-hāżā wa mā kunnā linahtadī lawlā an hadānallāh.
Segala puji bagi Allāh, segala puji bagi Allāh. Segala puji bagi Allāh yang telah menuntun kita kepada ini, dan seandainya Allāh tidak menuntun kita, niscaya kita tidak akan mendapat petunjuk.

وما توفيقي إلا بالله، عليه توكلتُ وإليه أُنيب. وأشهد أن لا إله إلا الله، وحده لا شريك له، ولا نظير له ولا مثيل له، شهادةً موصلةً إلى دار القرار.

Wa mā tawfīqī illā billāh, ‘alayhi tawakkaltu wa ilayhi unību. Wa asyhadu an lā ilāha illallāh, waḥdahū lā syarīka lah, wa lā naẓīra lahu wa lā maṯīla lah, syahādatan muṣīlatan ilā dāril-qarār.
Dan keberhasilanku tidak ada kecuali dengan pertolongan Allāh. Kepada-Nyalah aku bertawakal dan hanya kepada-Nyalah aku kembali. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allāh, Dia sendiri, tiada sekutu bagi-Nya, tiada tandingan dan tiada yang serupa dengan-Nya, dengan kesaksian yang menghantarkan menuju tempat kehidupan abadi.

ونشهد أن سيدَنا وسندَنا ومولانا محمداً، محمداً عبده وحبيبه ورسوله

Wa nasyhadu anna sayyidanā wa sanadana wa mawlānā Muḥammadan, Muḥammadan ‘abduhū wa ḥabībuhū wa rasūluh.
Dan kami bersaksi bahwa junjungan, sandaran, dan Mawlānā kami, Muhammad, adalah hamba-Nya, kekasih-Nya, dan Rasul-Nya.

أرسله الله تعالى رحمةً للعالمين

Arsalallāhu ta‘ālā raḥmatan lil-‘ālamīn.
Allāh Ta‘ālā mengutus beliau sebagai rahmat bagi seluruh alam.

صلّى الله تعالى عليه وعلى آله وأولاده وأزواجه وأصحابه وأتباعه،

Ṣallallāhu ta‘ālā ‘alayhi wa ‘alā ālihī wa awlādihī wa azwājihī wa aṣḥābihī wa atbā‘ih.
Semoga Allāh melimpahkan shalawat kepada beliau, keluarganya, anak-anaknya, istri-istrinya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya.

وخلفائه الراشدين المرشدين المهديين من بعده،

Wa khulafā’ihi ar-rāsyidīn al-mursyidīn al-mahdiyyīn min ba‘dih.
Serta kepada Khulafā’ Rāsyidīn yang mendapat petunjuk setelah beliau.

ووزرائه الكاملين في عهده، خصوصاً منهم على أئمة الخلفاء رسول الله على تحقيق،

Wa wuzarā’ihil-kāmilīn fī ‘ahdih, khuṣūṣan minhum ‘alā a’immatil khulafā’i rasūlillāh ‘alā taḥqīq.
Dan kepada para pembantu beliau yang sempurna di masanya, khususnya para imam dari Khulafā’-i Rasūlullāh yang menegakkan kebenaran.

أمراء المؤمنين حضرات أبي بكر وعمر وعثمان وعلي ذوي الخضر الجلي، وعلى بقية الصحابة والتابعين، رضوان الله تعالى عليهم أجمعين.

Umara’i l-mu’minīn ḥaḍarāti Abī Bakrin wa ‘Umar wa ‘Uṡmān wa ‘Alīyyin żawil-khaḍril-jalī, wa ‘alā baqiyyati aṣ-ṣaḥābati wa at-tābi‘īn, riḍwānullāhi ta‘ālā ‘alayhim ajma‘īn.
Para pemimpin orang-orang beriman: Abu Bakar, ‘Umar, ‘Uṡmān, dan ‘Alī yang mulia, serta seluruh sahabat dan tabi‘in. Semoga Allāh meridhai mereka semua.

أيها المؤمنون والحاضرون، اتقوا الله تعالى ما واستجيبوا له.

Ayyuhal-mu’minūn wa al-ḥāḍirūn, ittaqūllāha ta‘ālā mā wa aṭī‘ūh.
Wahai kaum mukminin yang hadir, bertakwalah kepada Allāh Ta‘ālā dan taatilah Dia.

إن الله مع الذين اتقوا والذين هم محسنون

Innal-lāha ma‘a allażīna ittaqaw wa allażīna hum muḥsinūn.
Sesungguhnya Allāh bersama orang-orang yang bertakwa dan mereka yang berbuat baik.

قال الله سبحانه وتعالى في خطابه المنزل، على نبيه المرسل:

Qāla llāhu subḥānahu wa ta‘ālā fī khuṭābihil-munzal, ‘alā nabiyyihil-mursal:
Allāh Subḥānahu wa Ta‘ālā berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada Nabi yang diutus:

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم.

A‘ūżu billāhi minasy-syaiṭānir-rajīm.
Aku berlindung kepada Allāh dari Syaiṭān yang terkutuk.

بسم الله الرحمن الرحيم.
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm.
Dengan nama Allāh Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

وما خلقتُ الجن والإنس إلا ليعبدون  ما أريد منهم من رزق وما أريد أن يطعمون  إن الله هو الرزاق ذو القوة المتين.

Wa mā khalaqtu al-jinna wal-insa illā li-ya‘budūn.
Mā urīdu minhum min rizq, wa mā urīdu an yuṭ‘imūn.
Innal-lāha huwa ar-Razzāqu żul-quwwatil-matīn.

Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.
Aku tidak menginginkan rezeki dari mereka dan Aku tidak menghendaki mereka memberi-Ku makan.
Sesungguhnya Allāh, Dialah Maha Pemberi rezeki, Pemilik kekuatan yang kokoh.

وقال النبي صلى الله عليه وسلم: المرءُ مع من أحبّ.

Wa qāla an-nabiyy ṣallallāhu ‘alayhi wa sallam: al-mar’u ma‘a man aḥabb.
Dan Nabi ﷺ bersabda: Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya.

Wahai Mukmin, wahai orang-orang yang beriman.  Rasūlullāh (saw) telah datang untuk menunjukkan kepada kita pintu Surga.  Rasūlullāh (saw) telah datang kepada umat manusia. Allāh (swt) berfirman di dalam al-Qur’an suci,

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ
Wa mā arsalnāka illā kāffatan lin-nās.
Dan Kami tidak mengutus engkau melainkan kepada umat manusia seluruhnya. (Surat Saba’, 34: 28)

“Kami mengutusmu kepada seluruh umat manusia, Muhammad (saw).”  Sang penghulu dari kedua alam; sang penghulu bagi seluruh makhluk; sayyid al-mursalīn, penghulu bagi para Rasul, telah datang untuk menyempurnakan risalah, di mana Allāh (swt) mengundang kalian ke Surga, wahai manusia.  Rasūlullāh (saw) telah datang untuk menunjukkan kepada kita pintu Surga, dan pintu Surga itu adalah dengan Lā ilāha illallāh.  Sibukkan diri dengan żikrullāh wahai insan.  Wahai manusia, sibukkan diri dengan ṭā‘atullāh, sibukkan diri dengan ketaatan kepada Allāh, sibukkan diri dengan ridha Allāh.  Allāh (swt) akan mencintai kalian. Jika Dia mencintai kalian, Dia akan menempatkan kalian pada posisi tertinggi, bersama Rasūlullāh (saw).

Awliyāullāh berkata, “Kami meminta empat perkara dan kami menemukannya dalam empat perkara.”  Apa yang kalian minta wahai manusia?  Awliyāullāh berkata, “Kami meminta ridha Allāh, ṭalabnā riḍā Allāh.”  “Kami meminta, ṭalab kami–permintaan kami adalah ridha Allāh.” Itulah yang seharusnya dikatakan oleh setiap Muslim dan setiap Mukmin, “Aku memohon agar Allāh ridha denganku.”   Jadi, mereka berkata, “Kami memohon ridha Allāh,” dan di mana mereka menemukannya?  Fa wajadnāhā fī ṭā‘atillāh. ṭalabnā riḍā Allāhi fa wajadnāhā fī ṭā‘atillāh.  “Kami memohon agar Allāh ridha dengan kami, dan kami menemukannya dalam ketaatan kepada Allāh (swt), dalam ṭā‘atillāh.”  Jika kalian mengharapkan ridha-Nya, maka kalian harus menyibukkan diri dengan ṭā‘atillāh.  

Kedua, kami memohon rezeki yang banyak, kelimpahan rezeki.  Fa wajadnāhā fī ṣalāti ḍ-ḍuḥā, yakni ṣalāt antara Subuh dan Ẓuhr.  Kapan saja antara 15 atau 20 menit setelah Isyrāq, kalian dapat melakukan ṣalāt dua rakaat sebagai sunnah Rasūlullāh.  Dan Awliyāullāh berkata bahwa seseorang bisa melakukan ṣalāt al-ḍuḥā antara 2 sampai 12 rakaat. Berapa pun yang bisa kalian lakukan, ṣalātlah.  Allāh (swt) akan mengirimkan rezeki yang berlimpah. 

Jadi pertama-tama, ridha Allāh, kesenangan Allāh (swt) terletak pada ketaatan kepada-Nya. Kedua, rezeki yang melimpah ada pada ṣalāt al-ḍuḥā, setelah matahari terbit, 20 menit, beberapa orang mengatakan 40 menit, tetapi biasanya 20 menit. Kalian bisa melakukan ṣalāt dua rakaat, dan Allāh (swt) akan memberi kalian rezeki jika kalian memulai hari kalian dengan ṣalāt.  Allāh (swt) akan memberi kalian. 

Lalu mereka berkata, “Kami menginginkan salāmatud-dīn, kami menginginkan jalan agar bisa selamat, jalan menuju Allāh (swt) agar kami selamat.”  Siapa yang berada di Jalannya Allāh (swt)?  Siapa yang berada di Ṣirāṭ al-mustaqīm? Syaiṭān!  Syaiṭān duduk di jalan menuju Allāh (swt), berusaha mengalihkan orang-orang dari jalan Allāh (swt).  Dia berusaha keras dan kita semua kena; tetapi alḥamdulillāh, Allāh (swt) membukakan pintu tobat, dan kita ucapkan, “Astaghfirullāh al-‘aẓīm wa atūbu ilayh.” Semua pekerjaan Syaiṭān menjadi sia-sia.  Allāh (swt) mengampuni. 

Jadi mereka mengatakan, “Salāmatud-dīn.”  Jika kalian ingin selamat di jalan Allāh (swt), yang harus kalian lakukan adalah Ḥifẓ al-lisān.  Kalian tahu ini?  Lisan kalian.  Lidah kalian.  Tutuplah dia, jagalah dia.  Bila kalian menjaga lisan kalian, kalian berada di jalur yang aman menuju Surganya Allāh (swt).  Rasūlullāh (saw) telah mengatakan kepada para Sahabatnya,  “Kebanyakan orang akan berakhir di Neraka karena lidah mereka.”  Dan beliau memegang lidah Sahabat itu, sambil berkata, “Yang ini!”  “Jagalah ini.”  Orang berakhir dalam api Neraka karena lidah mereka.

Jadi, jika kalian ingin selamat di jalan menuju Allāh (swt), jalan menuju Surga.  Mereka berkata, “Kami menemukannya ketika menjaga lidah itu tertutup.”  Jagalah lisan kalian.  Wahai insan, jagalah lisan kalian, maka kalian akan selamat dalam perjalanan kalian melewati Ṣirāṭ menuju Surga insyāʾAllāh.

Dan keempat, mereka berkata, “Kami menginginkan ṭalabnā nūra al-qalb, kami memohon cahaya hati.”  Di mana kita dapat menemukan cahaya hati? Mereka memohon cahaya hati itu, dan mereka berkata, “Fa wajadnāhā fī qiyām al-layl.  Kami menemukannya dalam qiyām al-layl.”  “Kami menemukannya pada ṣalāt malam.”  “Kami menemukannya dalam tahajjud.” Saat Allāh (swt) paling dekat dengan kalian.  Allāh (swt) berfirman bahwa Dia turun di waktu malam, artinya rahmat-Nya yang turun.  Allāh (swt) tidaklah naik, turun atau bergerak, tetapi rahmat-Nya turun sangat dekat dengan kalian.  Samā’ud-dunyā, ia turun ke langit terdekat dengan kalian.

Allāh berfirman, “Mintalah!  Aku akan memberinya.”  Jadi mereka berkata, “Kami menemukan cahaya hati, cahaya iman, cahaya Islam, cahaya ihsan, dan cahaya Muhammad (saw).  Kami menemukannya dalam qiyām al-layl.”  Itulah sebabnya mengapa Rasūlullāh (saw) diperintahkan, “Wa mina al-layli fatahajjad bihi.” (Surat al-Isrā’, 17:79).  “Di malam hari itu adalah perintah untukmu, tetapi sunnah untuk umatmu. Itu adalah perintah bagimu untuk melakukan tahajjud.” Jadi umat harus mengikuti sunnah Rasūlullāh (saw), dan ketika kita melakukan tahajjud, kita akan menemukan cahaya Allāh masuk ke dalam hati kita, karena rahmat-Nya turun begitu dekat dengan kalian.  Dengan satu permintaan, rahmat itu akan menangkap kalian, akan menemukan kalian.

Jadi, wahai Muslim, sibukkan diri kalian dengan empat perkara ini dan Allāh (swt) akan membukakan bagi kalian pintu Surga di mana Rasūlullāh (saw) telah datang untuk menunjukkannya kepada kalian. Pertama, jagalah diri kalian dalam  ṭā‘atullāh, dalam ketaatan kepada Allāh (swt).  Kedua, jagalah ṣalāt kalian dan ṣalāt sunnah kalian.  Ketiga, jagalah lisan ini. Keempat, bangunlah untuk qiyām al-layl.  Semoga Allāh (swt) menjadikan kita tergolong orang-orang yang mengikuti nasihat, fayattabi‘ūna aḥsanah, dan mereka mengikuti yang terbaik darinya.

أَلَا إِنَّ أَحْسَنَ الْكَلَامِ وَأَبْلَغَ النِّظَامِ: كَلَامُ اللَّهِ مَلِكِ الْعَزِيزِ الْأَعْلَى، كَمَا قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِي الْقُرْآنِ: فَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ.

Alā inna aḥsana al-kalām wa ablagha an-niẓām: kalāmullāhi maliki al-‘azīzi al-a‘lā, kamā qāla Allāhu tabāraka wa ta‘ālā fī al-Qur’ān: fa-iżā quri’a al-Qur’ānu fa-stami‘ū lahu wa anṣitū la‘allakum turḥamūn. (Surat al-A‘rāf, 7: 204)
Ketahuilah, sesungguhnya sebaik-baik perkataan dan seindah-indah susunan adalah kalam Allāh, Raja Yang Mahaperkasa lagi Mahatinggi, sebagaimana firman Allāh Tabāraka wa Ta‘ālā dalam Al-Qur’an: Maka apabila Al-Qur’an dibacakan, dengarkanlah dengan seksama dan diamlah, agar kalian mendapat rahmat.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.

A‘ūżu billāhi mina asy-syayṭāni ar-rajīm.
Aku berlindung kepada Allāh dari Syaiṭān yang terkutuk.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ.
Bismillāhi ar-Raḥmāni ar-Raḥīm.
Dengan Nama Allāh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ.

Yā ayyuhā allażīna āmanū, ittaqū Allāha wa kūnū ma‘aṣ-ṣādiqīn. (Surat at-Tawbah, 9: 119)
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allāh dan jadilah bersama orang-orang yang jujur.

Leave a comment