Unknown's avatar

Khalwat Rajab

Mawlānā Syekh Nour Kabbani
Zawiyah Fenton, MI, 11 Januari 2023

Apa yang kita baca tentang Rajab?  Saya menemukan sebuah shuhbah dari Mawlana Syekh Nazim (q).  MasyaAllah, setiap orang sekarang ini, mereka bersiap.  Apa yang kita baca tentang Rajab?  Mari kita buka perpustakaan online.  Mari kita baca dari sini, mari kita baca dari sana, mari kita baca darinya.  Ini bukan tentang bacaan kalian dan memberi tahu orang lain. Ini adalah tentang kalian mengetahui, mengalami, melakukannya sendiri, melihatnya sendiri; maka kalian bisa memberi tahu orang lain apa yang telah kalian alami. 

Semua orang bisa membaca. Seorang anak lima tahun bisa membaca. Dia bisa membaca Surat al-Ikhlash, kalian bisa membaca Surah al-Ikhlash; kalian dan dia sama. Apa bedanya?  Kalian tidak mengerti bahasa Arab, kalian membacanya dalam bahasa Inggris.  Anak lima tahun itu juga tidak mengerti bahasa Arab, dia membacanya dalam bahasa Inggris; apa bedanya?  Dia tahu Ikhlash, kalian tahu Ikhlash; ada bedanya.  Antara pria dan anak laki-laki, ada perbedaan. Perbedaan besar. Ada kesenangan yang pria alami tetapi tidak dialami anak laki-laki.  Sama halnya, secara spiritual, ada kesenangan yang dialami para Ahlullah yang tidak kita alami, karena kita belum dewasa.  Kita masih Belajar.  Jadi jangan menyombongkan dirimu sendiri, wahai insan.  Jadilah orang yang rendah hati.  Mintalah dan Allah akan memberikannya kepada kalian, dari ilmunya Awliyaullah. 

Jadi apa yang dikatakan oleh Mawlana Syekh Nazim–semoga Allah (SWT) senantiasa mengangkat derajatnya?  Beliau berkata, “Lihāżā asy-syahri ‘inda Allāhi qadrun ‘aẓīm.”

Bulan ini, bulan suci yang kita masuki ini memiliki kedudukan (derajat) yang agung di sisi Allah (SWT), sejak malam pertama.  Min awwali lailati Rajab, sejak malam pertama Rajab sampai Lailatul Mi‘rāj, yakni malam ke-27, Allah (SWT) membuka ad’āfan mudā’afah, berlipat ganda rahmat dari Nūr Ismullāhil A‘ẓam, dari tajalli Ismullāhil A‘ẓam.  Dari rahmat Ismullāhil A‘ẓam, setiap malam, mulai dari malam pertama Rajab sampai Lailatul Mi‘rāj, Allah (SWT) membukakan ad’āfan mudā’afah, berlipat-lipat ganda.  Dan Rasulullah (SAW) diberi otoritas untuk mendistribusikannya pada umatnya.    

Jadi, mulai malam ini, atau besok malam, atau Sabtu malam–apa pun itu, kapan pun Allah (SWT) membukakan khazanah rahmat tersebut sejak malam pertama Rajab–Rajabun Syahrullāh, Allah (SWT) akan memberi dari Nūr Ismullāhil A‘ẓam.  

Dan di bulan ini, ada Wali yang memasuki khalwat, sejak bulan ini, selama 30 malam Rajab dan 10 malam Sya’ban, sehingga totalnya 40 malam.  Jika kalian ingin menjadi bagian dari khalwat tersebut, kalian harus mengatakan, “Yā Rabbī, aku berniat melakukan khalwat di bulan Rajab dan bulan Sya’ban.”  Bahkan jika itu hanya setengah jam, atau bahkan 15 menit sehari, jika kalian duduk sendirian dan mengarahkan diri kepada Allah (SWT), itu berarti kalian mengeluarkan iPhone dan TikTok dari hati kalian.  Setengah jam saja, bisakah kalian melakukannya?

Seringkali kita duduk 5 menit antara sunnah dan fardhu, kita memeriksa iPhone. Selesai fardhu, kita membaca doa, “Allāhumma Antas-Salām…,” lalu memeriksa iPhone. Kita shalat sunnah, lalu kita memeriksa iPhone. Kita bertasbih, kita memeriksa iPhone.  Jika kalian bisa meluangkan waktu 20 menit sehari, Mawlana Syekh Nazim (q) mengatakan, “Kalian ucapkan, ‘Yā Rabbī, aku berniat melakukan khalwat selama 40 malam Rajab dan Sya’ban, sebagaimana para Anbiyaullah dan Awliyaullah telah niatkan.  Aku ingin mengikuti mereka dan meneladani apa yang mereka lakukan, aku duduk selama setengah jam dengan niat ini kepada-Mu, Yā Rabbī.’”  Karena setiap tahun ada Waliyullah yang melakukan khalwat selama 40 hari atas nama umat. Jika kalian melakukannya 10-15 menit sehari, itu akan menjadi seperti benih, dan Waliyullah yang sedang berkhalwat tersebut akan menyempurnakan kalian. Meskipun kalian tidak bisa melakukannya penuh 40 hari, hanya dengan melakukannya 15 menit sehari, Allah (SWT) akan mengizinkan Waliyullah itu menyempurnakan dan melengkapi kalian, wal-waliyyu ‘alaihi itmāmuhū wa ‘alaihi ikmāluh.

Beliau mengatakan, “Kalian bisa duduk setengah jam sebelum Maghrib atau antara Maghrib dan Isya, atau setengah jam sebelum Subuh..”  Jika kalian duduk dan berniat melakukan khalwat yang dilakukan para Awliyaullah di bulan ini—ada Awliyaullah tertentu yang melakukan khalwat di bulan ini, maka Allah (SWT) akan mengizinkan kalian mengambil bagian dari kesempurnaan dan cahaya mereka.  Allah (SWT) akan memandang kalian, Rasulullah (SAW) akan memandang kalian dan para Awliyaullah akan memandang kalian. Karena kalian melakukannya selama 15-20 menit sehari, itu akan menjadi jalan bagi Nūru al-Īmān—cahaya iman sejati—untuk masuk ke dalam hati kalian.

Semoga Allah (SWT) menjadikan kita bagian dari mereka. Jadi, jangan lupa, di bulan ini setiap malam Allah (SWT) membukakan dari Hadirat Ilahiah-Nya, dan karunia itu berlipat ganda pada malam berikutnya. Maka ambillah manfaat darinya; bangunlah di malam hari, shalat dua rakaat, bangunlah sebelum Subuh, dan mintalah agar Allah (SWT) memasukkan cahaya itu ke dalam hati kalian.  Berniatlah untuk ikut melakukan khalwat bersama para Awliya yang sedang berkhalwat di bulan ini.  Allah (SWT) akan memberikan kepada kalian dari apa yang Dia berikan kepada mereka. 

Apakah kalian pernah mendengar tentang Sayyida Maryam? Apa yang kalian lakukan saat berkhalwat? Bagaimana menurut kalian? Ketika kalian mengarahkan hati kalian kepada Allah (SWT), apa yang kalian lakukan?  Dikatakan bahwa yang harus kalian lakukan adalah mengucapkan Lā ilāha illallāh. Hati kalian harus melafalkan Lā ilāha illallāh. Ketika kalian  berkata, “Yā Rabbī, aku duduk untuk-Mu,” apa yang kalian lakukan?  Kalian membuat hati kalian sibuk dengan Lā ilāha illallāh. Kalian mengeluarkan segala sesuatu selain Allah (SWT) dari hati kalian.  Hanya dengan Lā ilāha, kalian menyingkirkan segala sesuatu selain Allah–mā siwallāh, segala sesuatu selain Allah keluar; lalu illallāh, hanya Allah (SWT) yang ada di dalam hati.

Para Awliyā’ullah mengatakan bahwa ketika kalian mengucapkan Lā ilāha illallāh dengan hati, Allah (SWT) akan membukakan cahaya di hati kalian dan akan membukakan ilmu di dalam hati kalian.  Dia akan mengizinkan kalian untuk melihat dengan cahaya-Nya. Apa yang kalian lihat dengan cahaya Allah (SWT)? Kalian bisa melihat malaikat dan makhluk-makhluk spiritual seperti Sayyida Maryam. Bagaimana Sayyida Maryam melihat Sayyidinā Jibrīl (AS)? Bagaimana ruh itu datang kepadanya? Allah (SWT) telah memberikan nūr. Kalian akan melihat cahaya demi cahaya (nūr ‘alā nūr). Kalian tidak bisa melihat cahaya dengan kegelapan; jadi ketika hati memiliki cahaya di dalamnya, Allah membukakannya dengan cahaya itu, sehingga kalian bisa melihat. Dan Allah (SWT) akan memberi kalian bagian dari ilmu-Nya.

Oleh karena itu, kalian harus “mengguncang pohonnya.” Tahukah kalian apa yang dilakukan Sayyida Maryam?  Beliau melahirkan di bawah pohon kurma, sebagaimana disebutkan dalam Surat Maryam.  

وَهُزِّىٓ إِلَيْكِ بِجِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ…
wa huzzī ilaiki bijiż‘in-nakhlati…
Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu…(Surat Maryam, 19: 25)

Beliau melahirkan di bawah pohon kurma.  Allah menyebutkannya di dalam Surat Maryam.  “Kelahirannya adalah di bawah pohon kurma,”  tetapi orang-orang mengatakannya di bawah pohon cemara.  Itu bukanlah pohon cemara.  Beliau melahirkan Isa (AS), wa huzzī ilaiki bijiż‘in-nakhlati, goyangkanlah pohon kurma itu–batang dari pohon kurma itu.  Saat itu adalah musim dingin, dan pohonnya tampak kering tanpa pucuk. Allah (SWT) ingin menunjukkan bahwa, “Dari pohon yang (tampaknya) mati itu, Aku bisa membuatmu makan, ruṭaban janiyyā.”  Kurma yang enak, janiyyā artinya matang.  Maka jatuhlah kurma yang matang yang lezat dan bisa dinikmati.

Maknanya adalah, ketika kalian menggoyangkan hati kalian yang mati–batang pohon kurma yang tampak mati itu, artinya hati kita yang mati, jika kalian mengguncangnya dengan Lā ilāha illallāh, Allah akan menjatuhkan buah-buahan spiritual yang dirasakan oleh para Wali. Janiyya berarti buah itu sudah matang, siap dicicipi dan dinikmati. Dengan begitu, kalian akan mencapai tingkat rijāl (orang dewasa secara spiritual), di mana kalian merasakan kesenangan spiritual yang tidak bisa dirasakan oleh anak kecil.  Maka, ketika kalian sendirian, guncanglah “pohon” hati kalian itu dengan żikrullāh.

Allah akan membuat buah-buahan ini jatuh untuk kalian dari pohon yang mati dan batang yang kering, persis seperti hati kita yang saat ini sedang kering. Dengan żikrullāh, Allah akan membuat buah-buahan ini turun kepada kalian. Apakah buah-buahan ini? Inilah yang disebut musyāhadah—sebuah penglihatan dan penyaksian terhadap apa yang dibukakan Allah (SWT) untuk kalian: ilhāmāt, wāridāt, kalian akan mendapatkan inspirasi, informasi, serta penyampaian ilmu kepada kalian dan kalian akan menemukan rasanya seperti mencicipi kurma yang matang.

Jadi jangan lupa, guncanglah “pohon” żikrullāh itu di dalam hati kalian saat kalian duduk selama 15 hingga 20 menit sehari.  Di bulan ini, Allah (SWT) akan membukakan bagi kalian, qurratu ‘ain, apa yang menyenangkan mata kalian.  Fakulī wasyrabī wa qarrī ‘ainā…“Makan dan minum” di sini berarti mencicipi kesenangan spiritual, mabuk dengan cinta, dan merasa bahagia dengan apa yang kalian saksikan. Hal ini jauh berbeda dengan apa yang biasa dilihat di iPhone, TikTok, atau YouTube yang semuanya hanyalah sampah. Kita semua telah menjadi pembawa omong kosong dan sampah tersebut.

Di bulan ini, pahamilah apa yang sedang Allah (SWT) bukakan.  Jadilah Aṣḥābul Kahf (Penghuni Gua).   Aṣḥābul Kahf pada hakikatnya adalah Aṣḥābul Khalwah.  Penghuni gua artinya orang-orang yang melakukan khalwat. Di bulan ini para Wali akan memasuki khalwat, untuk apa?  Agar Allah (SWT) membukakan bagi mereka.  Ilmu para Awliya sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an,

فَضَرَبْنَا عَلَىٰٓ ءَاذَانِهِمْ فِى ٱلْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًۭا

Fa ḍarabnā ‘alā āżānihim fil-kahfi sinīna ‘adadā.
Maka Kami tutup telinga mereka (sehingga mereka tertidur) di dalam gua itu, selama bertahun-tahun yang banyak jumlahnya. (Surat al-Kahfi, 18: 11)

“Kami telah menutup pendengaran mereka di dalam gua.”  Mereka tidak lagi mendengarkan orang lain atau berita dunia; telinga mereka tertutup dari hiruk-pikuk dunia karena apa yang didengar dari manusia dapat terukir di dalam hati.  Mereka sibuk memblokir semua berita dunia dan membersihkan apa pun yang terukir di hati mereka. Aṣḥābul Kahf, apa yang mereka lakukan di dalam gua?  Allah (SWT) berfirman, “Aku menutup telinga mereka sehingga mereka tidak mendengar.”  Dia menutup indera mereka.  Mereka tertidur, tidak lagi melihat, bicara, atau mendengar tentang dunia; hati mereka tidak lagi disibukkan olehnya. Jika kalian ingin menjadi bagian dari orang-orang yang melakukan khalwat bersama para Wali yang memasuki khalwat ini, kalian pun harus seperti itu.  Tutup diri kalian dari dunia dan bersihkan hati dari segala jejak dunia yang ada di dalamnya. Dengan apa?  Dengan Lā ilāha illallāh.

Lā ilāha illallāh membersihkan segalanya. Ketika segalanya sudah bersih, Allah (SWT) akan membukakan bagi kalian sebagaimana yang Dia bukakan bagi Aṣḥābul Kahf. Dia akan membukakan bagi hati kalian “Raqīm”. Apa itu Raqīm? Aṣḥābul Kahfi wa-r-Raqīm. Raqīm berarti ukiran, huruf, atau penomoran—sesuatu yang tertulis dan terukir di hati kalian. Inilah yang disebut raqamul muḥabbah (ukiran cinta).  Yang terukir di hati kalian adalah muḥabbatullāh (cinta kepada Allah). Tidak ada lagi muḥabbatul dunyā, melainkan hanya cinta kepada Allah.

Dan ketika kalian mencintai Allah (SWT), apa yang dibukakan bagi kalian?  Yang akan dibukakan bagi kalian adalah sesuatu yang tidak pernah bisa kalian bayangkan. Cahaya (nūr) akan mengisi, menghiasi, dan memperindah hati kalian. Dinding-dinding hati kalian akan dihiasi dengan cahaya dari Asmā’ Allāh—Nama-nama Suci Allah dan Sifat-Nya yang suci. Sifat-sifat-Nya akan masuk ke dalam hati kalian, sehingga hatimu akan menjadi ‘Arsyur Raḥmān.

Kita sering kali melewatkan begitu banyak hal karena terlalu sibuk dengan dunia ini, padahal dunia ini tidak akan bertahan lama bagi siapa pun. Semua orang akan pergi; ada yang datang dan ada yang pergi. Maka, sibuklah dengan yang kekal (bāqī) dan tinggalkan yang fana (fānī). Tinggalkan apa yang akan hilang dan fokuslah pada yang abadi.

Jadi, jika kalian tidak bisa melakukan khalwat secara penuh—dan memang tidak ada yang bisa melakukan khalwat sekarang ini—setidaknya luangkanlah waktu setengah jam. Duduklah 15 menit sebelum Subuh, sebelum Maghrib, atau di antara Maghrib dan Isya. Duduklah dan arahkan dirimu kepada Allah (SWT) dengan Lā ilāha illallāh. Guncanglah “pohon kurma” itu, maka Allah (SWT) akan menjatuhkan buah-buahan spiritual yang membuat kalian merasakan kesenangan dari alam ruhani. Semoga Allah (SWT) mengampuni kita. Allāhummaj‘alnā minhum, yā Rabbal ‘ālamīn. Biḥurmati al-Ḥabīb ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam wa biḥurmati al-Fātiḥah. Āmīn.


Shaykh Nour Muhammad Kabbani: Seclusion of the Holy Month of Rajab

© Hak Cipta 2023 Sufilive. Seluruh hak dilindungi. Transkrip ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta internasional. Mohon cantumkan atribusi kepada Sufilive saat membagikannya. Jazakallāhu khayran.

Leave a comment