Kami Menginginkan Surat al-Fatihah

13315700_10207880010092557_5657824066458064115_n

Hajjah Amina Adil
Shuhba, tahun 2000

 

Bismillaahi ‘r-Rahmaani ‘r-Rahiim

Pada suatu hari Nabi (saw) sedang berada di Masjid al-Saadah.  Ketika beliau sedang duduk di sana, ada dua orang yang mendatanginya.  Keduanya bertubuh tinggi, berwajah sangat tampan, tidak seperti kebanyakan orang pada saat itu.  Mereka memberi salam kepada Nabi (saw).  Nabi (saw) pun membalas salam mereka.  Beliau bertanya, “Dari mana asal kalian?”  Mereka berkata, “Ya Rasulallah (saw), kami datang menemuimu karena ada suatu keperluan.”  Beliau bertanya, “Apa yang kalian perlukan?”  Mereka berkata bahwa satu di antara mereka adalah Khidr sementara yang kedua adalah Ilyas.  Mereka berdua adalah Nabi.  “Tuhan kami mengaruniai kami dengan umur yang panjang,” katanya.  Ilyas (as) telah menjalani kehidupan yang sangat panjang, begitu pula dengan Khidr (as) karena mereka meminum air kehidupan.  Dan mereka juga akan hidup hingga Hari Kiamat.  Salah seorang di antara mereka berkata, “Kami berdoa kepada Allah karena kami mempunyai sebuah permintaan.  Kami berdoa selama 1000 tahun, memohon, ‘Ya Rabbi, kabulkanlah permintaan kami ini.’  Setelah 1000 tahun terdengar jawaban, ‘Apa permintaanmu?  Apa yang kau inginkan?’” Mereka berkata, “Kami menginginkan Surat al-Fatihah.”  Surat al-Fatihah hanya ada di dalam al-Qur’an di antara 104 kitab suci yang diturunkan dari Surga.  Ia tidak berada di dalam kitab-kitab lainnya.

Tidak ada jawaban atas pertanyaan mereka sehingga mereka melanjutnya doanya selama 1000 tahun berikutnya.  Setelah 1000 tahun, muncullah jawaban yang mengatakan, “Aku tidak bisa memberi kalian Surat al-Fatihah karena itu adalah milik Kekasih-Ku Muhammad (saw) dan umatnya.  Surat al-Fatihah begitu berharga sehingga itu hanya menjadi miliknya.”  Mereka melanjutkan lagi doanya hingga 1000 tahun kemudian.  Setelah mereka berdoa selama 3000 tahun, sebuah pesan tiba pada mereka, “Apa yang kalian inginkan?”  “Ya Rabbi, karena Engkau tidak akan memberikan Surat ini kepada kami, panjangkanlah umur kami agar kami dapat mencapai Sayyidina Muhammad (saw).  Kami dapat menjadi bagian dari umatnya dan kami dapat membaca Surat al-Fatihah sekali saja.  Setelah itu Engkau bisa mencabut nyawa kami bila Engkau menghendakinya.”

Jadi kami memintanya selama 3000 tahun.  Kini 3000 tahun sudah berlalu dan kami datang kepadamu wahai Rasulullah (saw).  Surat al-Fatihah diturunkan sebanyak 2 kali.  Apa pun niat kalian, bi-iznillah—dengan izin Allah, Tuhan Surgawi akan menerimanya.  Itulah sebabnya kita harus membaca Surat al-Fatihah dalam setiap rakaat salat.  Mereka berkata, “Jadi kami datang seperti ini ya Rasulullah.  Kami tidak lagi menjadi Nabi, bukan Nabi Ilyas dan bukan pula Nabi Khidr, tetapi kami hanyalah bagian dari umatmu.  Mereka lalu mengucapkan syahadat, “Asyhadu an la ilaha illa Allah wa asyhadu anna Muhammad al Rasulullah” dan mereka menjadi umat Nabi (saw).  Mereka rela menjadi umat.  Tuhan kita mengaruniai kehormatan yang begitu besar sehingga Dia menjadikan kita sebagai umat Muhammad (saw) sejak lahir, dan seterusnya hingga leluhur kita tanpa kita perlu bersusah payah.  Dia langsung meletakkan iman di dalam kalbu kita, Alhamdulillah.  Semoga Dia tidak mencabutnya.  Semoga Dia meningkatkan keimanan kita.

Jadi mereka berkata, “Ajari kami Surat al-Fatihah ya Rasulallah”  Nabi kita (saw) mengajari mereka membacanya dari awal hingga akhir.  Ketika mereka sampai pada ayat “Wa La Adh-Dhaallina ‘Aamin” mereka bertanya, “Ya Rasulallah (saw), apakah arti ‘Aamin ini?”  Itu tidak termasuk ke dalam Surat al-Fatihah.  Ketika kita mengucapkan “Wa La Adh-Dhallina” Fatihah selesai.  Ketika kita mengucapkan “‘Aamin” itu artinya “Ya Rabbi, terimalah doa kami.”  Ketika mereka tiba-tiba berkata, “Karena kami sudah membaca Fatihah sekarang kami bisa…” Nabi (saw) segera memotongnya, “Hush!”  Beliau berkata, “Jangan katakan itu.”  Tadinya mereka akan mengatakan, “Kami telah membaca Fatihah, sekarang Engkau dapat mencabut nyawa kami.  Kami telah mencapai apa yang kami inginkan.”  Nabi (saw) menghentikan mereka.  Beliau berkata, “Tuhan Surgawi mengaruniai kalian kehidupan dan Dia mengaruniai kalian kekuatan, memberi kalian otoritas.  Oleh sebab itu sekarang, salah satu di antara kalian akan menolong umatku di perairan, di samudra; dan yang satunya lagi menolong di daratan.  Karena umatku adalah umat yang lemah.  Seringkali mereka berada dalam kesulitan, jadi kalian akan datang untuk menyelamatkan mereka pada saat-saat seperti itu.”  Mereka pun menerima hal ini.

“Tetapi kami mempunyai permintaan lain darimu wahai Rasulullah (saw).”  “Apa itu?”  “Katakan kepada kami tentang tsawab (pahala) dari Surat al-Fatihah ini.”  Dengan huruf abjad, ada 6 huruf yang tidak ada di sini, misalnya huruf “Syin” tidak ada.  Ya, Dia (swt) memberikan 3 jenis karamah kepada umat Muhammad (saw).   Dari ketiga karamah ini, misalnya yang pertama, karena huruf “Syin” tidak ada, ia tidak akan meninggal dunia tanpa iman.  Barang siapa yang membaca Fatihah, ia tidak akan mati kecuali dalam keadaan beriman.  Kedua, ia akan memperoleh syafaat Nabi (saw).  Dan ketiga, Allah mengaruniai mereka maqam-maqam yang tinggi.  Ia dapat mencapai maqam yang tinggi dengannya.  Jadi dari masing-masing huruf dari keenam huruf yang tidak ada tadi, Allah memberikan 3 jenis karamah bagi orang yang membaca al-Fatihah.

Tetapi sekarang saya hanya mengingat satu huruf.  Jadi setelah ini, apa yang dikatakan oleh Nabi (saw)?  “Jika Allah memanjangkan umurku sampai Kiamat sehingga aku bisa terus menjelaskan pahala dari membaca Fatihah, niscaya aku tidak akan dapat menyelesaikannya.  Pahala dari membaca sekali Surat al-Fatihah begitu luas.  Oleh sebab itu aku hanya dapat mengatakan kepada kalian mengenai pahala dari apa yang dibaca setelah Fatihah, yaitu ‘Aamiin, “Wa La Adh-Dhallina ‘Aamiin“. Mereka berkata, “Katakan kepada kami, wahai Rasulullah (saw).”  Nabi kita (saw) mengatakan bahwa beliau tidak mampu menjelakan tentang pahala dari membaca Fatihah sekali—tidak mungkin untuk diselesaikan maupun dijelaskan.

Kemudian ia menjelaskan tentang “Aamiin”. Itu terdiri dari 4 huruf dengan huruf abjad, dengan huruf Turki kuno misalnya.  ‘Alif, mim, ya, nun. dibaca ‘Aamiin.  Beliau (saw) berkata, “Alif tertulis pada Arasy ar-Rahman.  Mim pada Kursi, Ya di Loh Mahfuz dan Nun pada Kalam.  Keempat huruf ini muncul bersama dan menyusun kata ‘Aamiin. ‘A, m, y, nun.  Keempat huruf ini tertulis pada 4 tempat.  Jika seseorang mengucapkan ‘Aamiin setelah Fatihah, Tuhan Surgawi akan mengaruniakannya pahala dari keempat tempat tadi, yaitu: Arasy, Kursi, Loh Mahfuz dan Kalam. Mereka (kedua Nabi tersebut) sangat tersentuh dengan hal ini dan mulai gemetar.

Beliau (saw) berkata, “Apakah perlu kulanjutkan?”  “Ya, katakanlah wahai Rasulullah.” Beliau (saw) berkata, “‘Alif ada di kening Israfil (as).”  Ada empat malaikat, mereka adalah Nabinya para malaikat.  “Alif ada di kening Israfil (as), Mim pada kening Mikail (as), Ya pada kening Jibril (as) dan Nun pada kening Izrail (as).”  Keempatnya adalah Nabinya para malaikat.  Jika seseorang membaca Surat al-Fatihah lalu mengucapkan ‘Aamiin ia mendapat pahala dari keempat malaikat tersebut.  Dan keempat malaikat ini begitu luar biasa, di mana Israfil (as) adalah malaikat yang akan meniup sangkakala.  Mikail (as) adalah malaikat yang mendistribusikan rezeki.  Jibril (as) adalah malaikat yang menyampaikan wahyu kepada para Nabi. Izrail (as) adalah malaikat yang mencabut nyawa.  Jadi orang yang membaca ‘Aamiin tadi mendapat tsaawab dari keempat malaikat ini. Israfil (as) adalah malaikat pertama yang sujud ketika Allah memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada Adam (as).  Oleh sebab itu di antara kedua alisnya tertulis seluruh al-Qur’an.  Seluruh Qur’an tertulis di antara kedua alisnya.  Tuhan Surgawi menyukainya karena ia adalah yang pertama memenuhi perintah Allah untuk bersujud.  Yang tidak sujud adalah Iblis.  Ia kemudian diusir dan dicampakkan.  Ia dibusanai dengan cincin kutukan.  

Beliau (saw) berkata bahwa orang yang mengucapkan ‘Aamiin dianugerahkan pahala dari keempat malaikat ini.  Tidak sulit untuk mengucapkan Aamiin, tetapi Rahmat Tuhan Surgawi begitu luas, begitu besar.  Hamba-hamba-Nya mungkin berpikir, “Apakah bisa seluas ini?”  karena berkah dan perbendaharaan Tuhan Surgawi begitu luas.  Dia memberi, tidak pernah menolak dan Dia mencari alasan untuk mengampuni hamba-hamba-Nya.  Setelah mendengar hal ini, mereka bahkan lebih terkejut lagi.

Nabi (saw) berkata, “Apakah perlu kulanjutkan?”  “Katakanlah wahai Rasulullah (saw).”  Beliau (saw) berkata, “Alif tertulis dalam Taurat”  4 Kitab Suci utama diturunkan dari Surga.  “Alif tertulis pada Taurat.  Mim pada Zabur.”  Itu adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Dawud (as).  Taurat adalah Kitab Suci yang dikirimkan kepada Nabi Musa (as) sedangkan Zabur kepada Nabi Dawud (as).  Mim tertulis padanya dan Ya tertulis dalam Injil dan itu juga adalah kitab yang haqq.  Namun orang-orang kafir mengubahnya, kalau tidak itu akan menjadi kitab yang luar biasa.  Ya, dan setelah itu, Nun tertulis di dalam al-Qur’an.  Ada surat yang dimulai dengan “Nun Wa Al-Qalami Wa Ma Yasturuna” (68:1) tepat setelah Tabarak (surat al-Mulk).  Oleh sebab itu ketika seseorang mengucapkan ‘Aamiin, Tuhan Surgawi memberi mereka pahala seolah-olah ia telah membaca keempat kitab suci itu.  Nama mereka bisa saja Aisyah, Fatima, atau Ali… tidak masalah, semua adalah hamba Allah.  Apa pun asal mereka, ketika mereka menjadi Muslim, lalu membaca Fatihah sekali dan mengucapkan ‘Aamiin, mereka akan memperoleh hal ini.”  Mendengar hal ini mereka tambah terkejut lagi.

Ketika beliau berkata, “Maukah kulanjutkan lagi?”  Mereka berkata, “Katakan ya Rasulallah.”  Nabi (saw) berkata, “Alif tertulis pada kening Abu Bakr (ra). Mim pada kening Umar (ra), Ya di kening Utsman (ra) dan Nun di kening Ali (ra).  Ketika keempatnya muncul, ia membentuk ‘Aamiin.”  Ketika mereka mendengar hal ini, mereka menjadi lebih terkejut lagi.  Mereka sangat senang dan berkata, “Ya Rasulullah (saw), pahalanya begitu besar.”  Beliau berkata, “Ini pahala hanya dari satu ‘Aamiin.  Lebih dari ini, pahala dari Qur’an tidak ada yang tahu kecuali Allah.”  

Oleh sebab itu wahai saudaraku, bacalah Qur’an.  Ini adalah Qur’an, ini adalah perintah.  Yang mengirimkannya adalah ar-Rahman.  Yang menemukannya adalah Ridhwan.  Jadi bacalah Qur’an siang dan malam.”  Bacalah baik dalam hati maupun dengan mushaf, bacalah!  Karena apa yang diturunkan kepada Nabi (saw) yang pertama kali adalah “Iqra” yang artinya “Bacalah.”  Jadi membaca al-Qur’an yang agung mempunyai begitu banyak berkah dan pahala, apakah kalian mengerti artinya atau tidak.  Pahalanya tetap sama.  Jadi, bacalah dengan hati, bacakan untuk seseorang, bacalah untuk sesuatu yang kalian inginkan, bacalah untuk penyembuhan.  Misalnya jika kalian membaca Fatihah untuk penyembuhan, ia akan menjadi obat.  Jika kalian menginginkan sesuatu, jika kalian mempunyai hajat tertentu, bacalah Fatihah.  Demi kehormatan Fatihah itu, Allah memberikan apa yang kalian minta.  Jadi, seperti pada sore ini, ada sesuatu dari Tuhan Surgawi.  Setelah mendengar semua ini, mereka menjadi sangat senang dan mereka akan membacanya.

 

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s