Tentang Percobaan Kudeta di Turki

13775511_1051487738238912_8362404732098420136_n

Shuhba, Syekh Hisyam Kabbani

16 Juli 2016

 

Apa yang terjadi kemarin di Turki adalah suatu malam yang gelap; kita tidak mengatakan siapa yang benar atau salah, tetapi dalam sesaat ia bisa saja pecah menjadi suatu peperangan besar, namun ‘inaayatullah, Perlindungan Allah, telah menghentikannya. Awliyaullah telah bekerja keras, berdoa untuk mencegah pecahnya pertumpahan darah, dan mereka berhasil mencegahnya dengan izin Allah (swt). Sebetulnya peristiwa tersebut akan menjadi drama yang lebih besar, tetapi hal itu dapat dicegah. Jadi, kita mesti berhati-hati dari sekarang dan seterusnya karena peristiwa ini adalah suatu tanda dari ‘gempa bumi’ yang besar, bukan suatu ‘gempa bumi’ fisik yang menghancurkan bangunan-bangunan, tetapi ia akan berkesudahan seperti itu juga (yaitu hancurnya bangunan-bangunan, penj.). Artinya, peristiwa kemarin itu adalah suatu tanda bahwa apa yang Allah (swt) firmankan dalam Quran Suci dan apa yang Nabi (saw) sabdakan dalam Hadits Mulia memang akan terjadi. Karena itu, kita harus sangat berhati-hati dan berhenti mengumpat (ghibah) dan menyakiti satu sama lain, dan berhenti melakukan apa pun yang salah karena bila peristiwa tersebut tidak dapat terkendalikan lagi, maka tak seorang pun dapat menghentikannya karena pada saat itu semua berada di Tangan Allah. Allah (swt) Sang Maha Pembalas dan Ia (swt) dapat menghukum setiap orang dan Ia dapat membalas perbuatan setiap orang jika kita tidak mengikuti Syari’ah-Nya!

Karena itu Nabi (saw) bersabda, “Tak ada yang tertinggal dari Islam kecuali sebagai nama,” karena atas nama Islam setiap orang melakukan sesuatu yang malah bertentangan dengannya.

يوشك أن يأتي على الناس زمان لا يبقى من الإسلام إلا اسمه ولا يبقى من القرآن إلا رسمه ، مساجدهم عامرة وهي خراب من الهدى ، علماؤهم شر من تحت أديم السماء ، من عندهم تخرج الفتنة ، وفيهم تعود

Akan datang suatu masa bagi manusia di mana tiada yang tertinggal dari Islam kecuali hanya nama, dan tiada yang tertinggal dari Qur’an kecuali bentuk lukisan huruf-hurufnya, masjid-masjid akan dibangun tetapi kosong akan hidayah, ulama-ulama mereka akan menjadi orang-orang terjahat di bawah kolong langit, dan kekacauan akan muncul dari mereka dan kembali kepada mereka. (Bayhaqi)

Sekarang setiap orang menafsirkan Islam menurut pemahaman mereka sendiri-sendiri dan hasilnya hanyalah kebingungan belaka. Karena itulah, Nabi (saw) bersabda saat ini kita hanya mengambil bentuk fisik dari Islam saja, hanya mengambil huruf dan kata-kata belaka, dan kita tidak faham akan makna yang terkandung di dalamnya. Ia menjadi seperti karya seni saja, tertulis “Islam” dengan berbagai bentuk, tetapi tidak ada konteks lagi di situ dan tak seorang pun mengamalkan Islam lagi. Setiap orang kini hanya mengikuti dirinya masing-masing. Setiap orang berjuang demi ego mereka sendiri dan demi kekuasaan, menginginkan kursi kekuasaan, setiap orang menempel di kursinya (kursi kekuasaan).

Ketika Sayyidina ‘Umar (ra) ditunjuk sebagai Khalifah, beliau menangis karena beliau tidak menginginkan kedudukan tersebut. Istrinya pun bertanya, “Yaa Amiir al-Mu’miniin, mengapakah dirimu menangis padahal Syuuraa, Majelis Permusyawaratan Muslim, telah menunjukmu sebagai pemimpin Ummat Islam?” Beliau pun menjawab, “Sekarang aku bertanggung jawab pada para gelandangan, orang-orang yang sakit, kaum miskin, dan mereka yang lapar, dan aku akan ditanya oleh Allah (swt) pada Hari Pembalasan nanti atas apa yang telah kulakukan, ada lebih banyak tanggung jawab atasku dan karena itulah aku menangis. Aku khawatir.”

Sedangkan sekarang, orang-orang malah melakukan kebalikannya. Setiap orang memperebutkan kursi kekuasaan. Serahkanlah kursi itu! Engkau tidak akan hidup terlalu lama lagi; hidupmu tidaklah lebih lama dari suatu saat dari rahim ibumu hingga maksimum 100 tahun, yang bagi Allah (swt) tidaklah lebih daripada sekejap saja: hidupmu hanya sekejap! Jika pada setiap saat dari hidupmu itu, engkau tidak berusaha agar Allah (swt) rida atasmu, tentu engkau akan beroleh berbagai masalah di kubur nanti. Kita berlindung kepada Allah (swt) agar menyelamatkan diri kita dari siksa kubur dan dari azab sakaratul maut yang pedih. Bagi orang beriman, sakaratul maut itu bagaikan sehelai rambut yang ditarik lembut dari mentega cair murni (“ghee”), tetapi bagi orang-orang yang tak beriman, sakitnya sakaratul maut adalah bagaikan ditusuk-tusuk di setiap sudut badan, kalian akan merasakan rasa sakit itu. Seandainya manusia dapat mendengarkan rasa sakit sakaratul maut tersebut, tentulah mereka akan pingsan sepenuhnya!

Hari-hari akhir itu tengah datang. Setiap orang tahu tahu apa yang tengah mereka lakukan, karena itu kita perlu untuk melakukan istighfaar, agar kita tidak menjadi agresif, untuk tidak menyakiti orang atau membuat mereka merasa kecewa. Jadi, kalian harus merasa malu akan diri kalian di hadapan Allah (swt) dan Rasul-Nya  ﷺ  bila kalian hanya melihat Islam sebagai suatu karya seni atau desain, jika tak ada yang tertinggal dari Islam melainkan nama belaka, dan jika amal perbuatan kita menjadi fitnah yang membingungkan, dan jika tak ada sesuatu pun yang tinggal dari Quran Suci melainkan hanya sebagai karya seni, atau ketika kita hanya kagum ketika kita melihat kaligrafinya. Hal-hal inilah yang kita perbuat hari ini, tidak ada yang dipelajari dari Quran melainkan aspek kaligrafinya belaka. Mereka memiliki ahli-ahli kaligrafi di seluruh dunia yang membuat kaligrafi Quran Suci dalam huruf China, huruf Bengali, dalam huruf Sri Lanka, dalam Bahasa Inggris, Perancis, Jerman, mereka tengah melukis ayat-ayat Quran Suci. Hanya itu yang mereka tahu dari Quran, tidak lebih dari itu.

Kami di sini hari ini untuk mengatakan bahwa salah satu dari malam-malam gelap gulita di Timur Tengah telah terjadi kemarin malam. Seandainya Allah (swt) tidak menghentikannya, tentu peristiwa tersebut akan memburuk menjadi pertumpahan darah yang dahsyat, dan itu adalah salah satu tanda-tanda besar Akhir Zaman yang akan terjadi:

عن أبي هريرة:أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: لا تقوم الساعة حتى تقتتل فئتان عظيمتان، يكون بينهما مقتلة عظيمة، دعوتهما واحدة.

Dari Abu Hurayrah (ra) meriwayatkan bahwa Nabi (saw)  bersabda, “Hari Kiamat tidak akan terjadi hingga muncul dua kelompok besar yang saling berperang dalam sebuah Perang Besar dan tujuan mereka adalah satu.” (Bukhari)

Dan ini terdapat dalam Sahih Bukhari, maka akankah mereka mengatakannya sebagai hadits lemah? Semoga Allah (swt) menyelamatkan kita semua, manusia, dari pertumpahan darah yang akan terjadi. Ada banyak Hadits tentang Tanda-tanda Akhir Zaman yang akan segera terjadi dan Awliyaullah serta banyak ulama’ sudah menjelaskan hadits-hadits ini, yang dapat kalian jumpai di Sahih Bukhari dan kitab-kitab hadits lainnya. Ada banyak bukti bahwa Tanda-Tanda Akhir Zaman itu telah terjadi pada banyak peristiwa akhir-akhir ini. Semoga Allah (swt) memberkati kita semua dan menjaga diri kita tetap pada Siraath al-Mustaqiim dan untuk tidak mendukung pihak mana pun. Kita tidak berpihak, kita mesti berpihak pada Kesempurnaan dan berada pada Siraath al-Mustaqim, dan untuk tidak turut campur, sebagaimana Nabi (saw) bersabda dalam sebuah Hadits yang panjang yang kami kutip sebagai berikut, “Orang yang duduk pada masa itu lebih baik daripada orang yang berdiri dan orang yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berlari.”

Orang yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan pada hari-hari di mana terjadi gempa bumi secara masif ini. Semoga Allah (swt) menjaga kita agar tidak terjatuh dan memaafkan kita, serta mengampuni dua bagian Ummatu n-Nabi  (saw): Ummat ad-Da`wah dan Ummat al-Ijaaba. Ummat al-Ijabah ialah mereka yang menerima Risalah Nabi dan pesan Tawhid, Asy-hadu an laa ilaaha illa-Llah wa asy-hadu anna Muhammadan Rasuulullah; sedangkan Ummatu d-Da`wah, adalah mereka yang belum menerima Syahadah, tetapi insya-Allah akan menerimanya sebelum mereka wafat.

اللهم اني قد بلغت فاشهد. اللهم اني قد بلغت فاشهد. اللهم اني قد بلغت فاشهد.

Yaa Allah, sungguh aku telah menyampaikan Pesan itu, maka jadilah Engkau sebagai Saksiku! Yaa Allah, sungguh aku telah menyampaikan Pesan itu, maka jadilah Engkau sebagai Saksiku! Yaa Allah, sungguh aku telah menyampaikan Pesan itu, maka jadilah Engkau sebagai Saksiku!

(Khutbah al-Wada’ / Khotbah Perpisahan Nabi (saw): Bukhari and Muslim)

 

Semoga Allah (swt) menjadi saksi saya bahwa saya telah menyampaikan Pesan yang mereka sampaikan pada saya, dan untuk bersiap diri duduk menghindari masalah-masalah tersebut, serta untuk tidak melibatkan diri dengan pihak mana pun, untuk menyibukkan diri dengan Al-Quran Suci dan dengan awraad serta salat kita. Jangan melalaikan salat lima waktu kalian, salatlah dengan khusyu’ pada waktunya dan pastikan kalian selalu tepat waktu, dan berbuat baiklah dengan setiap orang di sekeliling kalian dan doakan yang terbaik bagi kehidupan mereka, juga bagi keluarga-keluarga kita, anak-anak kita, sahabat-sahabat kita, saudara-saudara kita dan isteri/suami. Semoga Allah (swt) memberkati mereka semua dengan apa yang mereka sukai, insya-Allah.

As-salaamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh

 

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s