Sebagai contoh, sebagian orang berkata, “Lelaki atau perempuan ini telah bersedekah untuk amal kebajikan ini,” dan mereka pun senang orang-orang melihat nama-nama mereka di mana-mana. Allah (swt) berfirman bahwa kalian mesti melakukan ‘amalan shalihan (amal saleh) dengan syarat bahwa diri kalian “laa tusyriku bi rabbika ahada,” kalian tidak memamerkannya dan tidak pula berpikir bahwa diri kalian telah melakukan sesuatu yang baik, karena hal tersebut adalah syirik yang tersembunyi. Kalian mungkin pernah menunjukkan amal baik kalian ke orang lain dan membuat mereka merasa seolah-olah mereka berhutang pada kalian. Padahal tak seorang pun berhutang pada kalian, tetapi kalianlah yang berhutang pada Allah (swt) atas kekayaan yang telah dikaruniakan-Nya pada kalian! Jadi, jangan mengklaim bahwa diri kalian telah melakukan sesuatu kebajikan, hal ini adalah suatu syirik yang tersembunyi karena kalian telah menjadikan diri kalian sendiri sebagai partner bagi Allah (swt).
Nabi (saw) melarang hal tersebut, dan bersabda, “Jangan bangga atas apa pun yang telah kalian lakukan karena jika kalian berbangga diri, ‘amal tersebut akan dijatuhkan dan dibunuh di Hadirat Allah. Barang siapa melihat bahwa Allah-lah yang telah mengizinkannya dan menjadikannya melakukan suatu kebaikan, maka Allah akan mengambil kebanggaan itu dari dirinya.”
Allah (swt) mengetahui apa yang ada dalam hati dan jiwa setiap manusia. Ego kita suka untuk berkata, “Aku telah melakukan ini dan itu.” Misalnya, para politikus, mereka naik ke panggung berkampanye dan untuk memenangkan pemilihan umum mereka berkata, “Saya telah melakukan ini dan itu bagi kalian,” dan kemudian mereka pun mengucurkan uangnya. Ketika mereka melakukan hal itu, Allah (swt) membunuh semua kebaikan dalam diri mereka yang telah mereka lakukan dan menunjukkan pada mereka bahwa mereka justru telah melakukan kesalahan pada tempat yang salah pula!
Shaykh Hisham Kabbani
Nazimiyya Indonesia
www.naqsybandi.com