Jatuhkan Egomu

16252131_1231276273593390_5881064429397819291_o
 
Seorang murid yang sangat setia dengan Syaikh-nya selama 25 atau 27 tahun, melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Syaikhnya, akhirnya, karena suatu sebab, sang murid ini menjadi frustrasi dan tertekan, serta berkata kepada dirinya sendiri, “Telah kuhabiskan waktuku bertahun-tahun dengan syaikhku dan aku tidak melihat apa-apa. Aku punya kawan-kawan dari tariqah lain yang sudah lebih maju dan hijab mereka sudah tersingkap, mereka melihat dan mengalami kasysyaf, dan bahkan juga kawan-kawanku dari Tariqah yang sama, sedangkan aku belum juga melihat apapun! Lalu, kenapa aku mesti menghabiskan waktuku dengan syaikhku? Aku harus berbicara dengannya!”
 
Sang murid pun pergi menemui syaikhnya dan berkata, “Yaa Sayyidii, maafkan aku, namun aku sudah bersamamu selama 25 tahun dan aku pun mendengar suhbah-suhbahmu, tetapi aku belum melihat hal-hal ghaib (kasyaf) seperti kawan-kawanku yang lain. Aku tidak melihat apa pun.”
 
Sang Syaikh berkata, “Yaa waladii (wahai anakku), mereka mengalami kemajuan dalam waktu yang singkat dibandingkan dirimu karena engkau melihat dirimu lebih baik daripada setiap orang. Kesombongan dalam dirimu inilah yang menundamu mencapai Amaanahmu, Amanah Surgawimu. Artinya, engkau mesti meninggalkan diri (ego)mu sepenuhnya dan berpegang teguh hanya kepada cinta Allah (SWT) dan Nabi-Nya (SAW) serta Syaikh-mu di dalam hatimu, kemudian melakukan awraad-mu, baru kemudian engkau akan mengalami kemajuan. Namun, jangan pernah berpikir bahwa itu karena engkau pandai dan mampu. Jika engkau berpikir seperti itu syaikh akan menghentikanmu.”
 
Murid itu pun bertanya, “Apa yang mesti kulakukan sekarang?”
 
Sang Syaikh pun menjawab, “Mudah saja: engkau mesti menghempaskan kesombonganmu dan satu-satunya cara untuk menghempaskannya adalah bukan hanya dengan melengkapi awraadmu, tetapi engkau mesti pula melakukannya secara fisik. Apa pun yang syaikhmu perintahkan untuk kau lakukan, engkau mesti melakukannya.”
 
Murid itu menjawab, “Oke!”
 
Sang Syaikh pun berkata, “Pergilah beli sebuah keranjang, penuhi keranjang itu dengan biji kenari dan duduklah di pintu masjid. Tanyalah setiap orang yang datang apakah mereka ingin kenari, dan jika mereka menjawab ya, maka suruhlah mereka untuk memukulmu di kepala dengan sepatumu dan mengatakan padamu, ‘Jangan sombong, jangan bangga pada dirimu sendiri.’ Jika orang kedua datang dan menginginkan dua kenari, berikan padanya kedua sepatumu dan suruhlah dirinya untuk memukulmu di kepalamu. Bila biji-biji kenari itu telah habis, datanglah kepadaku karena ada tugas lain menantimu.”
 
Murid itu pun berkata, “Yaa Sayyidii, aku tak mempu mengerjakan tugas pertama ini, bagaimana lagi dengan tugas kedua? Aku tak ingin Tariqahmu, aku tak ingin berurusan apa pun lagi denganmu, aku akan lakukan sendiri jalanku.”
 
Murid itu pun pergi dan hilang. Kita tak ingin diri kita hilang; karena itu, bahkan jika syaikh memerintahkanmu untuk melakukan sesuatu yang sangat sulit, engkau mesti melakukannya, setidaknya mulailah melakukannya dan jika dirimu tidak berhasil mereka akan melengkapkannya bagimu, tetapi engkau mesti menunjukkan pada mereka bahwa engkau mau melakukannya.
 
Semoga Allah selalu menjaga kita untuk mengikuti Sayyidina Muhammad (SAW); sebagaimana para Sahaabah (r.a.) yang memberikan nyawa mereka bagi beliau, semoga Allah (SWT) membimbing kita di Jalan yang Benar dan untuk mengorbankan diri kita sendiri bagi kecintaan pada Kemanusiaan, kecintaan pada sesama Makhluq, pada Cinta Sayyidina Muhammad (SAW) dan cinta Awliya’!
 
Mawlana Syaikh Hisham Kabbani (ق )
Nazimiyya Indonesia
Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s