Seri Tanda-Tanda Akhir Zaman, Bagian ke-7
Mawlana Shaykh Hisham Kabbani
7 Februari 2015 Burton, Michigan
Shuhbah di Ash-Shiddiq Institute & Mosque (ASIM)
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, `Aziiz Allah. Tidak ada Maalik kecuali Allah: Maalik al-Muluuk, tidak ada raja kecuali Dia. Maaliki Yawmi ’d-diin. Sang Pemilik Hari Kebangkitan.
Nawaytu ‘l-arba`iin, nawaytu ‘l-`itikaaf, nawaytu ‘l-khalwah, nawaytu ‘l-`uzlah, nawaytu ’r-riyaadhah, nawaytu ‘s-saluuk, lillahi ta`ala fii hadza ‘l-masjid.
[Khatm]
Ketika kita membaca Istighfar, ini mencakup seluruh Tarekat. Jika seseorang dari suatu Tarekat mengucapkan, “istaghfirullah” seolah-olah seluruh 41 Tarekat juga mengucapkannya, dan pada saat itu para malaikat akan siap untuk membawa istighfaar yang telah dibaca pada waktu tertentu, di tempat tertentu di negeri-negeri lainnya. Para malaikat akan membawa istighfaar itu kepada seluruh Tarekat. Ada 41 Tarekat, 40 dari Sayyidina `Ali (ra) dan satu dari Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq (ra), dan ketika mereka melakukan suatu dzikrullah, mereka mencakup seluruh 41 Tarekat dan mereka mencakup seluruh umat. Serupa halnya, jika kita membaca istighfaar itu mencakup mereka semua dan berlaku juga sebaliknya, saling berbagi.
Salaam `alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Kita berada di zaman yang telah disebutkan oleh Nabi (saw), yang telah diprediksikan oleh beliau 1500 tahun yang lalu. Hari ini saya akan menyebutkan sebuah Hadits dan kita sekarang menyebutkan lima sampai enam Ahadits tentang Tanda-Tanda Akhir Zaman, yang semuanya adalah Hadits dan Tanda-Tanda yang sangat kuat. Saya akan menyebutkan Hadits ini karena ia disertai dengan tetesan air mata di mata Nabi (saw) karena beliau khawatir terhadap umatnya tetapi mereka tidak memahaminya dan mereka memberi fatwa sesuai dengan keinginan mereka.
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ , صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَهُوَ فِي بِنَاءٍ لَهُ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ , فَقَالَ لِي : ” أَعَوْفٌ ؟ ” ، فَقُلْتُ : نَعَمْ ، فَقَالَ لِي : ” ادْخُلْ ” ، فَقُلْتُ : أَكُلِّي أَمْ بَعْضِي ؟ فَقَالَ : ” بَلْ كُلُّكَ ” ، فَقَالَ لِي : ” يَا عَوْفُ , اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ ؛ أَوَّلُهُنَّ مَوْتِي ” ؛ فَاسْتَبْكَيْتُ حَتَّى جَعَلَ يُسْكِتُنِي . ثُمَّ قَالَ لِي : ” قُلْ : إِحْدَى ” ، فَقُلْتُ : إِحْدَى ، فَقَالَ : ” وَالثَّانِيَةُ : فَتْحُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ , قُلِ : ” اثْنَتَانِ ” ، فَقُلْتُ : اثْنَتَانِ , فَقَالَ : وَالثَّالِثَةُ : مُوتَانٌ يَكُونُ فِي أُمَّتِي يَأْخُذُهُمْ مِثْلَ قُعَاصِ الْغَنَمِ ، قُلْ : ثَلاثٌ ” . فَقُلْتُ : ثَلاثٌ ، فَقَالَ : ” وَالرَّابِعَةُ : فِتْنَةٌ تَكُونُ فِي أُمَّتِي وَعَظَّمَهَا ” فَقَالَ : ” قُلْ : أَرْبَعٌ ” ، قَالَ : فَقُلْتُ : أَرْبَعٌ ، ” وَالْخَامِسَةُ : يَفِيضُ فِيكُمُ الْمَالُ حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ لَيُعْطَى الْمِائَةَ دِينَارٍ فَيَتَسَخَّطُهَا ، قُلْ : خَمْسٌ ” ، فَقَالَ : قُلْتُ : خَمْسٌ ، ” وَالسَّادِسَةُ : هُدْنَةٌ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ بَنِي الأَصْفَرِ فَيَسِيرُونَ إِلَيْكُمْ عَلَى ثَمَانِينَ رَايَةً ، تَحْتَ كُلِّ رَايَةٍ اثْنَا عَشَرَ أَلْفًا ، فَفُسْطَاطُ الْمُسْلِمِينَ يَوْمَئِذٍ فِي أَرْضٍ يُقَالُ لَهَا : الْغُوطَةُ ، فِي مَدِينَةٍ يُقَالُ لَهَا : دِمَشْقُ ” .
`Awf bin Maalik (ra) mengatakan, “Aku datang kepada Rasulullah (saw) dan beliau sedang berada di sebuah bangunan dan aku memberi salam padanya, kemudian beliau (saw) berkata kepadaku, ‘Apakah ini `Awf?’ dan aku menjawab, ‘Ya’. Kemudian beliau (saw) berkata, ‘Masuklah,’ lalu aku berkata, ‘Apakah aku masuk dengan seluruh diriku atau separuh diriku?’ lalu beliau (saw) menjawab, ‘Seluruhnya!’ Kemudian beliau mengatakan, ‘Wahai `Awf! Hitunglah enam tanda Hari Kiamat! Yang pertama adalah kematianku.’ Aku mulai menangis sampai beliau harus meredakan tangisanku, kemudian beliau berkata kepadaku, ‘Katakan “Satu,” lalu aku mengatakan “Satu.” Kemudian beliau berkata, ‘Yang kedua adalah pembebasan Jerusalem (Baitul Maqdis). Katakan, “Dua,” lalu aku mengatakan, “Dua.” Yang ketiga adalah kematian umatku. Mereka akan jatuh bagaikan biri-biri yang terkena wabah penyakit. Katakan “Tiga,” lalu aku mengatakan, “Tiga.” Kemudian beliau mengatakan, ‘Yang keempat adalah timbulnya fitnah di antara umatku. Katakan, “Empat,” lalu aku mengatakan, “Empat.” Kemudian beliau mengatakan, ‘Dan yang kelima adalah melimpahnya harta kekayaan sehingga seseorang yang diberi seratus dinar akan marah (karena masih merasa kurang). Katakan “Lima,” lalu aku mengatakan, “Lima.” Kemudian beliau berkata, ‘Dan yang keenam adalah adanya perjanjian antara kalian dengan Bani Ashfar dan pasukan mereka akan berbaris mengepung kalian dengan delapan puluh bendera di mana pada setiap bendera terdapat dua belas ribu (pasukan). Pada saat itu perlindungan bagi umat Muslim akan berada di daerah yang disebut “Ghouta” di kota yang dinamakan “Damaskus.” (Bukhari)
`Awf ibn Malik, ataytu rasuulullah wa huwa fii binaa’in lahu… `Awf ibn Malik meriwayatkan bahwa, “Aku datang kepada Rasulullah (saw) dan beliau sedang berada di sebuah bangunan, al-binaa’, itu bisa sebuah rumah dengan dua kamar, atau sebuah bangunan. Beliau sedang duduk di sana, fa sallamtu `alayh, kemudian aku menyalami beliau. Fa qaala lii, dan beliau (saw) berkata kepadaku, “`Awf?” dan aku menjawab, “Qultu na`m yaa Rasuulallah, aku mengatakan, ‘Ya, wahai Rasuulallah.’”
“Masuklah, udkhul.”
Karena adabnya–perhatikan adab beliau, ia mengatakan, “Kullii am ba`dhii, apakah aku masuk dengan separuh diriku, hanya kepalaku atau dengan seluruh tubuhku?” Mereka tahu batas-batas mereka, mereka tahu tentang adab, mereka tahu tentang kebudayaannya, tidak seperti sekarang, orang-orang masuk ke dalam rumah seorang Muslim, tetapi mereka tidak peduli tentang etika dalam Islam, dan mereka masuk hingga mendekati kaum wanita seolah-olah tidak ada apa-apa. Padahal dalam Islam, tidak seperti itu, Islam menjaga kehormatan pria dan wanita. Jadi ketika kita masuk ke dalam rumah seseorang, kita harus menjaga adab, dan tinggal di mana mereka menempatkan kita, bukan masuk ke tempat-tempat lainnya. Itulah sebabnya Sahabat `Awf (ra) tadi mengatakan, “Apakah aku masuk hanya dengan kepalaku saja atau dengan seluruh tubuhku, apakah hanya separuh tubuhku yang masuk, atau seluruh tubuhku masuk?”
Nabi (saw) berkata, “Bal kullukaa, masuklah dengan seluruh tubuhmu.” Dan beliau mengatakan kepadaku, “Yaa `Awf, `iddad sittan, hitunglah enam.” Kami telah menyebutkan sebelumnya di dalam buku Armageddon. “Bayna yadayya as-sa`at, ada enam perkara sebelum Kiamat, yang merupakan tanda-tanda Hari Akhir, aku akan mengatakannya kepadamu.”
Itulah sebabnya mengapa kita melihat orang-orang yang tidak mengerti tentang Hadits, dan mengatakan, “Ini adalah ini, dan ini adalah ini,” Nabi (saw) bisa saja memberi sebuah Hadits kepada seorang Sahabi dan di waktu lainnya beliau memberi Hadits lainnya kepada Sahabi lainnya; dan sesuai dengan Maqam Mi’raj beliau, Nabi (saw) dapat memberi Ahadits yang berbeda mengenai subjek yang sama. Itulah sebabnya Hadits itu bisa berbeda-beda, dari satu waktu dengan waktu lainnya, dari seorang Sahabi dengan Sahabi lainnya, tetapi sekarang orang-orang ingin mengoreksinya. Tinggalkan hal itu, jangan berusaha untuk mengoreksinya. Jangan mengatakan, “Kami mengetahui tentang hal ini, kami tahu tentang hal itu,” atau “Hadits ini lemah, atau yang ini tidak dapat diterima.” Tidak! Adab ma` ar-rasuul, jagalah adab kepada Rasul (saw), apa pun Hadits yang muncul di antara kedua tangan kita, kita katakan, “Aamanna wa shadaqnaa, Allah Yang Maha Mengetahui.” Jangan menjadi seperti… karena sekarang engkau (merujuk pada seorang murid) mempelajari Hadits, jangan menjadi orang yang suka pililh-pilih!
Allah (swt) berfirman di dalam kitab suci al-Qur’an:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ
Saat (Hari Kiamat) semakin dekat, dan bulan pun terbelah. (Surat al-Qamar, 54:1)
Tanda-tanda Hari Kiamat adalah ketika bulan terbelah, ketika Nabi (saw) memerintahkan bulan untuk membelah dan ia pun terbelah, menurut al-Qur’an Suci, itu adalah tanda terbesar, tetapi di sini kita berbicara mengenai Hadits Suci, jadi Nabi (saw) berkata, “Wahai `Awf, hitunglah enam.” Yang pertama di antaranya adalah, jika seseorang datang kepadamu dan mengatakan kepadamu, “Husayn, ayahmu sedang sekarat.” Apa yang akan kalian lakukan? Kalian akan menangis. Bagaimana menurut kalian jika seorang Sahaabi dan Nabi (saw) memintanya untuk menghitung kematiannya? Bagaimana orang itu akan menerima pesan atau berita tersebut?
- Beliau (saw) bersabda, “Yang pertama dari Tanda-Tanda Hari Kiamat adalah kematianku.” Itu adalah Tanda Hari Kiamat, karena beliau adalah Nabi terakhir. Fa astabkaytu, “Jadi aku mulai menangis dan aku tidak bisa menahan diri, air mata bercucuran dari mataku seperti sungai yang mengalir, dan Nabi (saw) mulai menenangkan dan menghiburku. Kemudian beliau (saw) berkata, “Tsumma qaal, qul, “Katakan, ‘ihdaa’. Aku mengatakan, ‘Ihdaa’ (satu). Tanda Pertama adalah wafatnya Nabi (saw).”
- W ‘ats-tsaaniya, yang kedua adalah fathu bayt al-maqdis, “Pembebasan Bayt al-Maqdis dan shalat akan didirikan di sana dan ia menjadi bagian dari Muslim, dan katakan ‘Dua,’ Tanda Kedua, lalu qul, aku mengatakan, ‘Dua.’”
- Tsaalitsa, mawtun, yakuunu fii ummatii mitsla qu`aash al-ghanam, “Tanda Ketiga adalah banyaknya kematian dan kematian itu seperti penyakit yang menimpa biri-biri dan mereka akan mati dalam satu tembakan, di antara umatku, mereka akan mati seperti itu.” Dan sekarang kalian melihat bagaimana orang-orang terbunuh baik dari kedua belah pihak (yang berperang), maupun dari pihak yang tidak melakukan apa-apa, tetapi mereka tinggal di desa-desa di dekat tempat peperangan itu dan mereka pun ikut terbunuh. Apakah kalian melihat hal ini atau tidak? Dapatkah kalian menghitungnya? Kalian tidak dapat menghitungnya. Sebagaimana ghanam, kambing, atau biri-biri atau sapi, yakni hewan yang kalian makan mati karena wabah penyakit, seperti itulah umat akan meninggal dunia.
- Keempat adalah fitnah, tidak ada satu rumah di antara rumah-rumah kaum Arab, rumah-rumah Muslim yang tidak dimasuki fitnah tersebut. Sekarang jika kalian mengatakan bahwa kalian adalah Muslim, maka kalian membawa masalah bagi diri kalian sendiri. Sekarang kalian tidak dapat mengatakan, “Saya adalah Muslim,” karena beberapa Muslim menghancurkan nama Islam, “dan Tanda Keempat adalah adanya fitnah di antara umatku, Qul yaa `Awf arba`a, dan aku mengatakan, “Empat.”
- Wa ‘l-khaamisu yufiidu fiikumu ‘l-maal. Akan banyak uang di antara tangan-tangan manusia, banyak sekali. Jangan lihat orang-orang di sini (yang hadir bersama Mawlana saat itu), mereka tidak punya apa-apa. Lihatlah orang-orang Badui, mereka membangun gedung-gedung tinggi. Kalian lihat orang-orang Badui yang tadinya tidak memakai sandal, telanjang, sekarang berlomba-lomba membangung gedung pencakar langit, inilah yang kita lihat di kawasan Teluk. Setiap orang ingin berlomba dalam membangun gedung yang lebih tinggi dari gedung-gedung lainnya, dan setiap gedung memakan biaya miliaran dollar; pada saat yang sama banyak sekali uang yang beredar di pasar. Sekarang jika kalian memberi uang kepada orang yang miskin, bukan di negeri ini, tetapi di negeri yang lain, jika kalian memberi mereka satu dollar, ia akan memandang kalian dan melemparkan uang itu ke muka kalian, mereka tidak senang dan mengemis menjadi sebuah bisnis bagi mereka.
- Kemudian, “Kalian membuat perjanjian dengan Bani Ashfar,” yaitu China dan Russia, mereka turun untuk berperang melawan Muslim, kemudian mereka mengadakan perjanjian. Itu adalah sebuah prediksi tentang perang besar yang akan terjadi di Wadi `Umuq di Suriah Utara dan Turki Selatan, di mana sebuah pertempuran besar akan terjadi. Orang-orang beriman akan berkumpul di Damaskus.
Saya akan mengatakan kepada kalian apa yang akan terjadi selanjutnya mengenai ‘Kondisi dan Tanda-Tanda Hari Kiamat,’ pertama tentang gempa-gempa yang akan terjadi, kedua akan terjadi pertempuran besar antara dua kelompok besar, laa taquumu s-sa`atu hatta taqtatila fi’ataani `azhiimataani; kemudian, kharaabu ‘l-madina, penghancuran Madinah, penghancuran Mekah, penghancuran Yaman, penghancuran Kufa, penghancuran Iraq, penghancuran Basra, penghancuran Syam, penghancuran Mesir, penghancuran Afrika, penghancuran Andalusia. Kemudian bab tentang Nabi (saw) berlindung kepada Allah (swt) dari fitnah, kebingungan yang muncul dari al-Maghrib, dari Barat. Ini mungkin ada lima belas prediksi, tetapi dalam buku ini terdapat ratusan prediksi.
Semoga Allah (swt) melindungi kita dan menyelamatkan kita.
Wa min Allahi ‘t-tawfiiq bi hurmati ‘l-Fatihah.
https://sufilive.com/Six-Signs-of-the-Approach-of-the-Last-Days-5787-EN-print.html
© Copyright 2015 Sufilive. All rights reserved. This transcript is protected
by international copyright law. Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu khayr.