Shuhbah Nishfu Sya`baan
Dr.Nour Kabbani
Masjid As-Siddiq, Burton, Michigan, 27 Maret 2021
(bagian awal terpotong)
Bagi hamba yang melakukan 100 rakaat, Allah akan mengabulkan 70 permintaan, yang terkecil di antaranya adalah pengampunan sepenuhnya, maghfirah. 1 nazhar (نظرة, pandangan), 70 permohonan dikabulkan dan yang terkecil adalah maghfirah. Jadi 70 nazhar, inilah yang dikatakan oleh Sayyidina Imam Ghazali. Jadi ketika kalian shalat 100 rakaat, Allah (swt) akan memandang kalian 70 kali.
Awliyaullah juga mengatakan bahwa barang siapa yang melakukan shalat 100 rakaat, Allah (swt) akan mengirimkan 100 malaikat kepada mereka. Kita semua memerlukan malaikat. Di antara 100 malaikat itu, 30 di antaranya akan memberi kabar kepada kalian bahwa kalian adalah Ahlul Jannah, 30 di antaranya akan membela kalian agar tidak masuk Neraka, 30 di antaranya akan mencegah kalian untuk tergoda dengan dunia ini dan 10 di antara mereka akan mencegah Setan terbang di atas kalian. Jadi 100 rakaat, 100 malaikat akan datang, memberi kabar gembira bahwa kalian termasuk Ahlul Jannah, mencegah kalian masuk Neraka, mencegah kalian dari godaan dunia, dan mencegah Setan dari kalian. Jadi lakukanlah shalat 100 rakaat bila kalian mampu.
Dan saya akan mengakhirinya dengan hal berikut ini. Ini berasal dari Hazrat Uftade, kalian tahu Hazrat Uftade? Beliau adalah seorang Syekh di Bursa, beliau adalah seorang Waliyullah. Beliau adalah Syekh dari Aziz Mahmud Hudai (qaddasAllaahu sirruhu ajma`iin). Beliau mengatakan bahwa ketika seluruh Shifaat Allah (swt) (صفات) dari 18.000 alam atau lebih muncul kepada Rasulullah (saw), beliau melakukan shalat 100 rakaat setelah Isya untuk bersyukur.
Kita seharusnya dapat mengetahui perwujudan dari Asmaul Husna wal Shifaat Allah pada makhluk. Kalian seharusnya dapat melihat tajali-Nya di dunia sekeliling kalian. Kita mempunyai dokter di sini, tetapi saya melihat pasien berada dalam keadaan otopilot (tertawa). Dokter tidak dapat melakukan sesuatu. Dokter menggantungkan nasib mereka pada obat-obatan. Mereka memberikan obat yang sama dengan pasien lainnya, yang satu hidup, tetapi yang lainnya meninggal dunia. Sebagai dokter, kalian melihat (tajali dari)Muhyi, Yang Memberi Kehidupan; dan kalian melihat Mumiit, Yang Mencabut Kehidupan, jadi dalam pekerjaan kalian, kalian harus melihat perbuatan dan manifestasi dari Asmaul Husna wal Shifaat, kalian melihat, “Yaa Rabbi, subhanak! Engkau Haqqan, Muhyi, aku melakukan segala sesuatu pada pasien dan aku tahu ia tidak akan selamat, tetapi ia akhirnya selamat; sebaliknya, aku melakukan segala sesuatu untuk pasien ini, aku pikir ia akan selamat, tetapi ia tidak selamat. Haqqan, Engkau adalah Muhyi, Engkau adalah Yang Memberi Kehidupan dan Engkau adalah Mumit, Yang Mencabut Kehidupan, dan begitu seterusnya.
Allah (swt) mempunyai Karakteristik dan Sifat yang harus kalian amati di dunia ini; itulah sebabnya Dia memberi kalian mata, telinga, dan akal yang berada di dalam hati, itu adalah cahaya, cahaya di dalam hati. Dia tidak memberi kalian mata untuk menonton March Madness (turnamen basket di Amerika–red). Masya Allah setiap orang menonton March Madness. Dia tidak memberi kalian telinga untuk mendengar gosip. Dia memberi kalian mata dan telinga untuk mengamati perbuatan (افعال) dan perwujudan Asmaul Husna wal Shifaat-Nya.
Jadi Rasulullah (saw) dalam 18.000 alam atau lebih yang telah Allah ciptakan sesuai dengan huruf dalam Bismillaahi ‘r-Rahmaani ‘r-Rahiim, Awliyaullah mengatakan bahwa bila kalian menyebutkan Bismillaahi ‘r-Rahmaani ‘r-Rahiim, kalian menyebutkan 18 huruf, tetapi ketika kalian menuliskannya, kalian menulis 19 huruf. Jadi mereka mengatakan bahwa ciptaan itu ada 18.000 alam, untuk setiap huruf terdapat 1000 alam. Jadi Rasulullah (saw) telah melihat tajali Asma wal Shifaat Allah (swt) terwujud dalam 18.000 alam atau lebih.
Dikatakan bahwa jika kalian memisahkan Nama-Nama dalam Bismillaahi ‘r-Rahmaani ‘r-Rahiim, hurufnya menjadi 22, ada 3 huruf lagi yang tidak kalian sebutkan, kecuali jika kalian memisahkan Nama-Nama-Nya, dan ini terkait dengan `Alaamu’l-Af`aal, `Alaamu ‘sh-Shifaat,
`Alaamu ‘dz-Dzaat. Itu adalah sesuatu yang berbeda, kita tidak akan membahasnya. Tetapi ketika Rasulullah (saw) melihat seluruh tajali Asmaul Husna wal-Shifaat dalam 18.000 alam, untuk bersyukur kepada Allah, beliau (saw) melakukan shalat 100 rakaat setelah Isya. Jadi kita mengikuti beliau dalam hal ini, bahwa kita ingin melakukan shalat ini, shalatu ‘l-Khayr setelah Isya, 100 rakaat dengan harapan bahwa Allah (swt) akan memberi tajali dari rahasia Bismillaahi ‘r-Rahmaani ‘r-Rahiim.
Di manakah huruf Alif dari Ism tersebut? Ada Bism, tetapi seperti apakah aslinya? Aslinya adah Bi Ism. Ada Ism, yakni: Alif, Sin dan Mim; tetapi ketika kalian meletakkan Ba di sana, Alif menjadi hilang. Ia menyembunyikan dirinya. Tanpa Ba, Alif itu tampak. Sebagaimana yang dikatakan oleh Awliyaullah, Alif itu melambangkan Allah; Ba melambangkan Rasulullah (saw), kalian harus terhubung padanya untuk bisa mengetahui. Kalian harus terhubung dengan Ba. Jadi tanpa Ba, Alif menjadi zhahir, nampak; tetapi ketika Rasulullah (saw) muncul, Alif menyembunyikan dirinya bersamanya. Ia menyembunyikan dirinya bersama Rahmat yang muncul bersamanya, Bismillaahi apa? ar-Rahmaan ar-Rahiim. Jadi Allah (swt) telah menyembunyikan dirinya dalam Rasulullah (saw) sebagai Rahmatan lil `aalamiin.
Jadi ketika kalian memisahkan Bismillaahi ‘r-Rahmaani ‘r-Rahiim, ada 3 huruf lagi yang muncul, dan ini menunjukkan `Alaamu ‘l-Af`aal atau Alam Perbuatan Allah (swt), kemudian `Alaamu ‘l-Shifaat, dan `Alamu ‘dz-Dzaat atau Essens Allah (swt), jika kita dapat mengatakannya seperti itu untuk pemahaman kita mengenai Allah (swt). Itu adalah untuk Rasulullah (saw), dan tersembunyi bagi kita, tetapi ia mengalir dengan Bismillaahi ‘r-Rahmaani ‘r-Rahiim, dengan Ba.
Jadi Rasulullah (saw) telah melihatnya, dan kita berharap untuk dapat melihatnya, itulah sebabnya kita ada dalam tarekat. Untuk apa kita ada dalam tarekat? Untuk berebut kursi? “Aku adalah Syekh!” “Engkau adalah Syekh!” “Dia adalah Syekh!” Tidak, kita ada dalam tarekat karena kita ingin bergerak bersama Rasulullah (saw) untuk dapat melihat Rahmat yang telah Allah letakkan melalui Bismillaahi, tanpa Alif–ia tersembunyi, Dengan Nama Allah ar-Rahmaan ar-Rahiim. Kita ingin melihat rahmat tersebut. Kita ingin mencapai rahmat tersebut.
Jadi pada malam ini, Awliyaullah telah mengatakan bahwa seorang abd harus hadir bersama Tuhannya. Qalb, hati harus hadir bersama Tuhannya. Hati kalian harus bersama Allah, menyaksikan, melihat, menghadap Allah. Ketika hal itu terjadi, cahaya dari koneksi tersebut akan muncul, seperti halnya ketika kalian mencolokkan kabel ke stop kontak, muncullah cahaya. Anwaarul wushlah (cahaya-cahaya koneksi), koneksi terhadap Allah (swt) terjadi di malam ini jika hati kalian hadir dan kalian melihat Allah (swt) hadir. Anwaarul wushlah muncul dan kalian akan menemukannya sebagaimana yang dikatakan oleh Awliya, pada malam ini kalian akan menemukan nasiim, hembusan dari qurba, kedekatan kepada Allah. Jadi berusahalah untuk mencium nasiim, hembusan angin kedekatakan kepada Allah (swt) pada malam ini. Berusahalah untuk menyambungkan diri kalian dengan cahaya Allah (swt) pada malam ini dengan menghadirkan hati kalian, hadir bersama Allah dan dengan menyaksikan tajali (perwujudan) Asmaul Husna wal Shifaat-Nya pada makhluk seperti yang telah dilakukan oleh Rasulullah (saw), insyaAllah. Berusahalah yang terbaik. Jika kalian tidak dapat menyelesaikan 100 rakaat, paling tidak lakukan 2 rakaat dan katakan, “yaa Rabbii, aku berniat untuk melakukan Shalatul Khayr untuk mengikuti jejak langkah Rasulullah (saw) agar bisa melihat Asma wal Shifaat-Mu. Insya Allah kita dapat melihat semuanya.
InsyaaAllah, Yaa Rabbii, yaa Rabbii, yaa Rabbalaalamiin, bi hurmatil habib (saw), wa bi sirri Suuratil Faatihah.